UB Berikan Pendampingan Kawasan Wisata Berbasis Budaya

Kegiatan Pendampingan Tim Doktor Mengabdi UB kepada masyarakat di kawasan wisata berbasis Budaya. [m taufiq]

Malang, Bhirawa
Tim Doktor Mengabdi Fakultas Ilmu Budaya (DM FIB) Universitas Brawijaya (UB) dipimpin Hamamah, PhD dengan anggota Prof Dr Agus Suman SE DEA, Fredy Nugroho Setiawan MHum dan Rizki Nufiarni MA melakukan pendampingan pengembangan kawasan wisata berbasis budaya dan kearifan lokal untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Kampung Biru Arema (KBA), Kelurahan Kiduldalem, Kota Malang.
Pendampingan ini bertujuan untuk memberikan solusi berupa pemecahan persoalan konsep identitas Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) KBA dengan menghadirkan kekhasan sebuah Kampung Tematik dalam bentuk area wisata dan kerajinan lukis yang akan menunjang branding KBA sebagai representasi sosio – budaya warga masyarakat Kota Malang.
Menurut Dekan FIB UB, Prof Dr Agus Suman, KBA telah diupayakan menjadi destinasi Wisata Kampung Tematik dengan ciri khas warna birunya. Namun pengembangan KBA belum dapat memberikan banyak dampak yang positif terhadap warga setempat. Mengacu pada Renstra Pengabdian UB dengan Tema Unggulan berupa pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi, Tim Doktor Mengabdi mencoba untuk melakukan pendampingan lanjutan kepada masyarakat KBA untuk memberdayakan dan menguatkan produktivitas warga.
Pendampingan yang dilakukan saat ini dikemas dalam dua kegiatan, yaitu pendampingan pembangunan area wisata dolanan, dan pelatihan melukis cindera mata khas KBA. ”Kami ingin UB menjadi bagian dari masyarakat Kota Malang. KBA punya SDM-nya, kami mempunyai ilmunya. Mari kita bersama-sama memajukan Kota Malang,”ujarnya.
Pendampingan ini, pertama ditujukan untuk pengembangan area wisata, khususnya area dolanan, yang ditujukan untuk menjadi area wisata sekaligus edukasi. Kedua, untuk pemberdayaan SDM yang kurang produktif dan pemanfaatan aset yang ada di KBA, yaitu sampah dan atau barang-barang bekas yang terkumpul di bank sampah KBA yang layak diolah dan dijadikan cindera mata atau hiasan. Hasil dari kedua kegiatan ini diharapkan dapat saling melengkapi dan menguatkan. Cindera mata, mainan, dan hiasan lukis khas KBA dapat dipajang dan diperjualbelikan di area – area wisata di KBA, khususnya area dolanan.
Sedangkan keberadaan area wisata yang telah terkonsep kemasan, ornamen dan rancang bangunnya akan mampu memunculkan dan menguatkan nilai estetika dan identitas KBA, sebagai Kampung Tematik sehingga mampu menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. [mut]

Tags: