Ubah Kehidupan Pesisir Jadi Kampung Hidroponik

Mahasiswa Keperawatan, Febriani Lucky Amelia menunjukkan alat Hydroponik Palmat yang digunakan dipamerkan dalam UMSurabaya EXPO KKN 2018, Kamis (20/9).

Surabaya, Bhirawa
Sebagai salah satu pelaksana Tri Dharma Pendidikan, Perguruan Tinggi (PT) melalui penelitian dan pengabdian masyarakat berupaya mencari solusi dari permasalahan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Tidak hanya dosen, namun mahasiswa juga dituntut dalam memberikan perannya untuk masyarakat. Misalnya, melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN), sesuai kebutuhan dan permasalahan di tiap-tiap daerah, peserta KKN harus mampu memberikan kontribusi yang nyata untuk jangka panjang.
Seperti yang dilakukan mahasiswa KKN Reguler Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) yang berlokasi di Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak yang membuat HidroponikPalmat (Penyaringan air lautmenjadi air tawar). Ketuatim KKN, Febriani Lucky Amelia mengungkapkan, banyakmasyarakat yang hidup di pesisirpantaiberanggapanjikadaerahnyatidakbisaditumbuhitanaman, sepertisayuran.
“Setelah kita mencari informasi dari jurnal, ternyata air laut bias diolah menjadi air tawar dengan proses destilasi. Apalagi kondisi tempat yang strategis di pesisir pantai,” lanjut mahasiswa semester VII ini.
Di sampingitu, imbuh dia, tema KKN untuk tahun 2018 adalah ekonomi kreatif. Di mana program Hydroponik Palmat bias diolah dan diteruskan menjadi green house oleh masyarakat setempat. Terlebih pihaknya telah memberikan pelatihan terkait cara pembuatan alat, perawatan alat, cara penanaman dan perawatan, serta dosis nutrisi.
“Alhamdulillah, program kami didukung masyarakat setempat. Mereka sangat antusias. Apalagi pihak kelurahan sudah menyiapkan alat ini sebanyak 5 buah per RT,” ungkap Febriani.
Sementara itu, Rasyidi Nur menambahkan dalam pembuatan alat Hydroponik Palmat dibutuhkan instalasi pipa sebagai penyangga tanaman dan pemasangan pompa untuk sirkulasi tanaman. Selain itu, terdapat dua tempat penampungan air. Pertama, untuk aliran air laut yang akan difilter. Kedua, untuk air tawar hasil dari proses destilasi atau pemfilteran air laut.
“Jadi, air laut yang ditampung, di pompa. Kemudian di taruh di dandang untuk memisahkan kadar garam dan air tawar, kita ambil uapnya. Aliran uap diberi air untuk proses pendinginan agar bisamenjadi air. Jika uap telah menjadi air, air tersebut bisa dikonsumsi. Karena air tawar,” jelas mahasiswa teknik elektro ini.
Diungkapkan Rasyidi, berkat program Hydroponik Palmat yang pihaknya terapkan di Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak, saat ini Kampung tersebut ditetapkan sebagai kampung Hidroponik 2018. [ina]

Tags: