Ubah Kesan Kumuh, Pemkot Gelar Sayembara Desain Pasar Besar Batu

Suasana penjurian final Sayembara Desain Pasar Wisata Batu yang dilaksanakan di graha Pancasila Balaikota Batu, Sabtu (15/12).

Kota Batu,Bhirawa
Pemerintah Kota Batu ingin merubah image (kesan) kumuh yang melekat pada Pasar Besar Batu. Untuk itu Pemkot mengajak para arsitektur muda untuk mengikuti sayembara Desain Pasar Wisata Batu. Sabtu (15/12).
Bertempat di Graha Pancasila Balaikota Batu, para peserta yang masuk 9 besar mempresentasikan karya desainnya di hadapan Walikota dan Dewan Juri.
Sembilan arsitektur muda beradu ide dan kemampuan menyediakan desain Pasar Wisata Kota Batu dengan mengikuti sayembara yang diselenggarakan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Pemkot Batu. Masing-masing peserta berusaha memberikan ide dan konsep transformasi Pasar Batu dari pasar tradisional ke pasar modern melalui desain arsitektur.
“Tema yang diusung adalah Ruang Yang Lebih Baik untuk Pasar Wisata. Dan dari 9 desain arsitektur yang masuk, hanya satu desain saja yang akan dipergunakan untuk desain pembangunan Pasar Batu,” ujar Ketua Panitia Pelaksana Lomba Desain Pasar Wisata Batu, Tarisha Raddin, Sabtu (15/12).
Karya masing-masing peserta dipaparkan langsung di depan Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, Ketua DPRD Kota Batu, Cahyo Edi Purnomo serta Sekretaris Daerah Kota Batu, Zadiem Effisiensi, serta Dewan Juri.
Adapun untuk Dewan Juri, panitia mendatangkan 4 juri untuk menilai karya-karya ini. Yaitu, Popo Danes dari Popo Danes Arrchitect, Paramita Atmowirjo, Akademisi Urban Interior, Bambang Sumardiono dari Akademisi Lansekap dan satu juri dari Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Pemkot Batu.
Diketahui, pelaksanaan tahapan sayembara ini sudah dimulai sejak 19 Oktober 2018. Kemudian dilakukan penjurian tahap 1 pada 8 Desember 2018, serta dilanjutkan Open Talk dan penjurian tahap 2 pada hari Sabtu (15/12).
Dalam karyanya, para peserta dituntut untuk membuat desain Pasar Batu yang layak huni, unik, nyaman dan layak menjadi pasar wisata. “Peserta diharapkan bisa memberikan ide desain terbaik dan dapat menerjemahkan permintaan dan penjelasan singkat sayembara dalam bentuk desain,” tambah Tarisha.
Beragam desain milineal ditampilkan para arsitek. Namun banyak yang mengesampingkan proses adaptasi antar pedagang, baik adaptasi pedagang tradisional ke pasar modern hingga adaptasi antar pedagang pasar modern.
“Bagaimana konsep anda agar pedagang modern tidak menyisihkan pedagang tradisional?. Karena tujuan kita adalah untuk melindungi pedagang tradisional,”tanya Paramita Atmowirjo, salah satu Dewan Juri kepada salah satu peserta.
Dewan juri memang sangat selektif terkait transformasi pasar. Karena pasar yang akan dibuat ini tidak hanya sekedar menjadi pusat transaksi jual beli tetapi juga tempat wisata edukasi berciri khas Kota Batu. Karena itu bangunan pasar harus memperhatikan aspek ruang, aktivitas, interaksi, lokalitas dan pariwisata.
Akhirnya, desain terbaik yang memenuhi kriteria di atas jatuh pada desain yang mengangkat tema Batu Creative Market. Desain ini mampu memikat hati juri karena berlatar isu ditinggalkannya pasar tradisional oleh generasi milenial yang beralih ke pasar digital.(nas)

Tags: