Ubah Paradigma Sekolah Pinggiran

Agus Susilo SPd

Agus Susilo SPd
Selama ini paradigma masyarakat tentang sekolah yang berada jauh dari ibukota suatu daerah dianggap sebagai sekolah alternatif  dan tidak favorit. Sekolah pinggiran dianggap tidak memiliki kualifikasi untuk mencetak murid-murid berprestasi.
Namun hal itu justru menjadi motivasi bagi Kepala Sekolah SMAN Loceret Nganjuk Agus Susilo SPd untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Tidak sia-sia, upaya Agus Susilo bersama guru-guru SMAN Loceret telah membuahkan hasil. Di tahun pertamanya sebagai Kasek SMAN Loceret, sekolah yang disebut sekolah pinggiran telah mampu mencetak murid berprestasi. Bahkan, pada 2017 ini salah satu lulusan SMAN Loceret diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya melalui program bidik misi.
“Ahamdullilah, murid kami yang bernama Kainat Kaman lulusan SMAN Loceret  2017 ini telah diterima di FK Unair melalui jalur bidik misi,” terang Agus Susilo.
Dengan demikian, anggapan bahwa sekolah pinggiran tidak berkualitas mulai dikikis dengan prestasi dari murid-murid SMAN Loceret. Selain murid yang diterima  di FK Unair, SMAN Loceret, dikatakan Agus Susilo juga memilki murid yang berprestasi di bidang seni.  Joko Aji Waluyo, murid kelas 11 memiliki bakat sebagai dalang wayang kulit. Bahkan pentas perdana murid SMAN Loceret tersebut digelar dengan meriah. “Di bidang akademik, kami mulai menyusul SMA yang selama ini dianggap sebagai sekolah favorit. Di bidang seni kami juga tidak mau kalah,” papar Agus Susilo.
Rencana ke depan, Agus Susilo telah membuat sistem belajar yang inovatif yang merupakan pengembangan dari kurikulum dasar yang sekarang diterapkan. Sehingga, murid dalam menjalankan proses belajar tidak hanya sisi akademi saja yang diajarkan. Namun bakat dan keterampilan seni dari siswa juga akan dijadikan salah satu bagian yang ditonjolkan dari SMAN Loceret.
Dengan demikian, seiring berjalannya waktu, Agus Susilo berharap paradigma sekolah pinggiran yang selama ini melekat pada masyarakat lambat laun akan berubah. Sehingga, dalam memilih sekolah, tidak ada lagi istilah sekolah favorit dan tidak favorit. [ris]

Rate this article!
Tags: