Ubah Perilaku BAB di Sembarang Tempat, Pemkot Pasuruan Siapkan Perda

Sejumlah SKPD kota dan kabupaten saat melakukan diskusi dengan tema Berbagi Cerita Air Bersih dan Sanitasi di Pasuruan, Selasa (27/9) sore.

Sejumlah SKPD kota dan kabupaten saat melakukan diskusi dengan tema Berbagi Cerita Air Bersih dan Sanitasi di Pasuruan, Selasa (27/9) sore.

Pasuruan, Bhirawa
Banyaknya masyarakat yang terbiasa BAB (Buang Air Besar) di sembarang tempat, membuat Pemkot Pasuruan mengambil langkah. Salah satunya Pemkot Pasuruan akan membuat Perda tentang Larangan BAB di sembarang tempat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Pasuruan Dwi Fitri Nurcahyo melalui Kabid Cipta Karya Gustap Purwoko menyampaikan langkah perda tentang larangan BAB dibuat, selain menjaga kebersihan air, juga untuk menjaga sistem sanitasi.
“Saat ini masih dalam tahap diskusi dengan wakil rakyat (dewan, red) terkait Perda BAB. Termasuk juga item-item apa saja yang akan dimasukkan dalam draf Perda BAB itu. Karena selama ini sebagian besar masyarakat yang bermukim di wilayah perkotaan di Kota Pasuruan acap BAB di aliran sungai serta di saluran air kecil,” ujar Gustap Purwoko di sela-sela diskusi kegiatan Gahwa Ra’Se dengan tema Berbagi Cerita Air Bersih dan Sanitasi di Pasuruan, Selasa (27/9) sore.
Menurutnya jika Perda BAB tak dibuat, dikhawatirkan air dan sanitasi di Kota Pasuruan dalam kurun waktu 10 tahun mendatang akan mengalami pergeseran menjadi kotor.
“Imbasnya dalam waktu 10 tahun ke depan, air dan sanitasi di Kota Pasuruan akan tercemar limbah BAB. Dari awalnya bersih menjadi kotor. Saya contohkan, dahulu air di Kota Pasuruan layak dikonsumsi. Tapi saat ini tidak semuanya bisa dikonsumsi. Sungguh ini sangat miris. Kondisi seperti ini sudah terjadi di wilayah utara Kota Pasuruan. Untuk di wilayah selatan masih layak untuk dikonsumsi. Makanya, kami ingin meminimalisir hal tersebut,” papar Gustap Purwoko.
Tak hanya itu, sejumlah faktor lainnya juga bisa memengaruhi. Faktor yang paling dominan adalah limbah perusahaan serta minimnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah dan kotoran.
“Masyarakat saat ini cenderung membuangnya di sungai. Akibatnya, itu bisa menimbulkan pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan merupakan awal penyebab penyakit diare serta penyakit menular lainnya. Makanya, kami meminta agar masyarakat menjaga kebersihan air serta menjaga sistem sanitasi dengan baik,” jelasnya. [hil]

Tags: