Udang Basah Penyumbang Inflasi Tertinggi

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Sumenep, Bhirawa
Pada bulan Agustus 2014 kabupaten Sumenep mengalami inflasi sebesar 0,31 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,58. Penymbang inflasi tertinggi berada di komuditas udang basah sebesar 14,0227 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Suparno mengatakan, terjadinya inflasi disebabkan adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran dibidang kelompok bahan makanan sebesar 0,07 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,00 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,34 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,74 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,69 persen.  “Sedangkan kelompok sandang mengalami penurunan harga sebesar 0,15 persen, kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,07 persen,” kata Suparno, Rabu (3/9).
Menurutnya, komuditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah udang basah, rokok kretek, pisang, rokok kretek filter, daging ayam kampung, sekolah dasar, mei, tarif listrik dan jeruk. “Penymbang inflasi tertinggi berada di komuditas udang basah,” terangnya.
Ditambahkan, dari 8 kota IHK di Jawa Timur, enam kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi. Kabupaten Sumenep merupakan peringkat keempat yang mengalami inflasi setelah Madiun sebesar 0,35 persen, Malang sebesar 0,47 persen dan tertinggi berada di Surabaya sebesar 0,50 persen. “Sumenep ini nomor tiga tertinggi dari 6 kota di Jawa Timur yang mengalami inflasi, tertinggi di Surabaya,” paparnya.
Ia menyatakan, tingkat inflasi tahun kalender Sumenep bulan Agustus 2014 sebesar 3,05 persen, Jawa Timur sebesar 3,04 persen dan nasional sebesar 3,42 persen. “Kalau tingkat inflasi tahun kalender bulan Agustus 2014 sebesar 3,05 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun, sebesar 2,66 persen,” tukasnya. [sul]

Tags: