Ujian Nasional Ditambah Soal Uraian

Foto: ilustrasi

Dindik Jatim, Bhirawa
Ujian Nasional (UN) di 2018 mendatang tampaknya akan kembali mengalami perubahan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah berancang-ancang untuk menggelar UN tidak hanya dengan soal pilihan ganda, melainkan juga soal uraian.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Dr Saiful Rachman mengakui tidak mempermasalahkannya. Sebab, siswa juga akan mempersiapkannya dengan lebih sungguh-sungguh.
“Baik saja supaya siswa benar-benar mempersiapkan diri. Selain itu, dengan soal isian, siswa tampaknya juga tidak asal berspekulasi ketika mengerjakan soal,” ungkap Saiful.
Informasi UN dengan menambahkan soal isian ini sejatinya sudah mulai disampaikan oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud pada tahun sebelumnya. Hal itu diungkapkan oleh Kasi Kurikulum SMA Dindik Jatim Eka Ananda. Menurut dia, Puspendik menyampaikan rencana soal UN isian itu ketika evaluasi UN 2016/2017.
Mata ujian yang dipilih sementara hanyalah matematika. Sebab, penilaian atau skoring isian bisa lebih cepat dan obyektif. Eka menilai, soal dalam bentuk isian memiliki kelebihan tersendiri. Yakni, bisa melihat alur pikir dan analisa siswa. “Termasuk solusi dan jawaban siswa,” katanya.
Sebelumnya beredar kabar bahwa seluruh soal pilihan ganda di semua mata pelajaran diganti soal berbentuk isian. Terkait hal itu, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud membantah seluruh soal pilihan ganda digantikan soal isian atau esai. Apalagi dilakukan di semua mata pelajaran. Soal isian hanya untuk mapel matematika.
Soal isian yang bakal disajikan adalah soal isian sederhana. Bukan soal isian yang menuntut siswa menjawab atau mengetik cukup panjang. Lantaran hanya di mapel matematika, nantinya siswa menghitung dengan rumus di lembar kertas kosong seperti biasa. Selanjutnya, jawaban dituliskan di lembar jawaban atau di komputer, bagi peserta ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
Hingga saat ini belum ada informasi lebih lanjut tentang berapa butir soal matematika yang disajikan dalam bentuk isian itu. Meski begitu, salah satu semangat Kemdikbud menyajikan butir soal isian adalah untuk membiasakan anak-anak mencari sendiri solusi atas sebuah persoalan.
Sementara itu, Waka Kesiswaan SMKN 5 Surabaya Anton Sujarwo mengakui, soal UN isian untuk matematika merupakan upaya yang baik dari pemerintah. Sebab, soal isian akan mampu membangun proses berpikir siswa. Selama ini, jelas dia, hanya soal pilihan ganda yang diujikan. Sehingga kurang memperhatikan proses berpikir. “Hanya memperhatikan hasil saja,” ujarnya.
Karena itu, dengan rencana soal isian pada UN, maka siswa juga bisa mempersiapkan diri dengan lebih baik. Sehingga saat mengerjakan UN tidak terkesan asal-asalan. Demikian juga dengan guru. Guru akan bekerja lebih keras dalam menyiapkan siswa agar mendapat hasil yang baik.
Anton yang juga guru matematika itu mengakui, dirinya memang belum mendapat informasi secara resmi terkait rencana soal isian tersebut. Hanya, dia mengaku sudah mendengar tentang rencana itu. “Karena tahun ini saya mungkin tidak menulis soal UN di Puspendik lagi,” ujar Anton yang sudah 10 tahun terlibat sebagai penulis soal itu. Menurut dia, itu karena sedang dilakukan regenerasi.
Meski begitu, pihaknya mengapresiasi rencana soal UN isian tersebut. Di sekolah pun sudah mulai mempersiapkan diri untuk UN. Di antaranya, melalui bimbingan belajar serta proses pembelajaran yang sudah mengarah pada pembahasan soal-soal UN.
Saat ini, persiapan menjelang UN memang dilakukan lebih awal. Menurut Anton, itu dilakukan lantaran muncul rencana dari pemerintah untuk melaksanakan UN lebih awal. Jika biasanya UN SMA/SMK dilakukan April, maka rencananya akan maju pada Februari. “Makanya kita juga persiapan lebih awal,” ujarnya. [tam]

Rate this article!
Tags: