Ujian Paket Jadi Alternatif, Peserta Mulai Usia Belasan hingga 40 Tahunan

15-ujian-paket-CHari Pertama Ujian Nasional SMA, MA, SMK dan Paket C
Kota Surabaya, Bhirawa
Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) atau yang akrab disebut ujian kejar paket sejak dua tahun lalu telah digelar secara bersamaan dengan Ujian Nasional (UN). Hal ini tentu bukan tanpa sebab. Pemerintah sengaja membuat jadwal ujian kejar paket berlangsung serentak, salah satunya adalah agar para lulusan juga memiliki kesempatan yang sama untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Pendidikan kesetaraan adalah alternatif bagi anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan formal karena berbagai alasan. Di antaranya ialah bekerja, tidak lulus dalam UN, siswa sekolah internasional dan berbagai alasan lainnya. Karena itu, bukan hal aneh jika peserta ujian kejar paket diikuti oleh berbagai tingkat usia. Mulai yang muda hingga telah berkeluarga, dari yang usia masih belasan hingga mereka yang telah menginjak usia 40 tahunan.
Hal tersebut dapat ditemui di SMPN 32 Surabaya yang ditunjuk sebagai salah satu sekolah penyelenggara ujian kejar paket C. Dari 246 peserta yang hadir, salah satu di antaranya ialah Mona Yunita. Perempuan berparas cantik ini masih berusia 17 tahun. Sejak tiga tahun lalu, dia memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan pendidikan ke sekolah formal. Sebagai gantinya, dia memilih Home Schooling Kak Seto Surabaya sebagai gantinya.
“Dulu lulus dari SMP Petra 1 Surabaya mau daftar SMA tapi terus sakit. Makanya tidak melanjutkan ke sekolah lagi,” kata dia saat ditemui sebelum jam ujian dimulai, Senin (14/4).
Meski keberhasilannya dilabeli sebagai lulusan pendidikan kesetaraan, Mona mengaku tidak pernah merasa gengsi. Sebab, selain yang menandatangani ijazah ujian kejar paket adalah kepala dinas langsung, ijazahnya juga berlaku sama seperti ijazah sekolah formal. Bahkan selepas dari home schooling, Mona mengaku akan menuntaskan keinginannya untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. “Belum tahu sih mau daftar kemana, tapi yang jelas saya ingin melanjutkan kuliah setelah ini,” tegasnya.
Tak kalah dengan persiapan peserta UN formal, peserta UNPK Paket C juga mempersiapkan momentum ujian negara ini jauh-jauh hari. Bimbingan belajar intensif dilakukan baik di rumah maupun secara komunitas (di kelas home schooling). Try out juga dilaksanakan untuk memantapkan peserta berlatih menghadapi soal-soal ujian. “Sudah tiga kali ikut try out.  Jadi yakin pasti bisa mengerjakan dengan baik,” kata dia.
Selain Mona, Abdul Salam karyawan salah satu perusahaan ekspedisi di Surabaya juga mengikuti ujian kejar paket C. Dia yang kini berusia 40 tahun terlihat sama bersemangatnya dengan yang lebih muda di sekitarnya. “Sudah empat bulan ini saya belajar khusus untuk mempersiapkan ujian. Jadi saya tidak boleh kalah dengan yang muda,” kata dia. Dalam seminggu, pembelajaran yang dia lakukan berlangsung hinga 3 kali.
Menurut dia, usahanya mengikuti ujian kejar paket adalah langkah yang dilakukan agar karirnya dapat lebih baik dari sebelumnya. Sebab, jika hanya mengandalkan ijazah SMP, baik gaji maupun posisi di perusahaan tidak akan mengalami peningkatan. “Ini untuk memenuhi kebutuhan hidup. Untungnya perusahaan dapat memberi toleransi baik untuk ikut pembelajaran maupun ikut ujian,” kata dia.
Kabid Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim Abdun Nasor mengatakan, sebanyak 1.335 warga belajar pendidikan kesetaraan mengikuti ujian kejar paket C di Surabaya. Sementara di Jatim, total keseluruhan peserta yang mengikuti ujian paket sebanyak 27.001 warga belajar. “Ini belum dipotong yang absen. Biasanya banyak yang absen karena alasan pekerjaan. Tidak semua perusahaan dapat mengizinkan karyawannya mengikuti ujian,” kata dia.
Sama seperti ujian formal, pengawasan ujian kejar paket ini juga tak kalah ketat. Peserta yang hadir akan benar-benar diperiksa untuk memastikan status kepesertaannya. Ini dilakukan agar pengalaman adanya joki ujian pada tahun sebelumnya tidak terjadi tahun ini. “Antara peserta yang hadir dengan foto kartu peserta yang tertera di meja harus sesuai. Jangan sampai terjadi kembali kasus perjokian yang dulu ada,” kata dia. [tam]

Tags: