Ukiran Bukir Jadi Tumpuan Pasar MEA

Para pengrajin mebel Bukir di Kota Pasuruan menjadikan ukir khas mebel Bukir sebagai andalan menghadapi era MEA, Minggu (11/10).

Para pengrajin mebel Bukir di Kota Pasuruan menjadikan ukir khas mebel Bukir sebagai andalan menghadapi era MEA, Minggu (11/10).

Pasuruan, Bhirawa
Produk mebeler khas Kota Pasuruan sudah menjadi penompang perekonomian para pengrajin serta pedagang di kawasan Bukir dan sekitarnya.
Karenanya, menghadapi perdagangan pasar bebas, Pemkot Pasuruan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) berencana menjadikan ukiran khas mebel Bukir sebagai andalan menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Kepala Diskoperindag Kota Pasuruan Sumarni menyampaikan ukiran mebeler di kawasan Bukir bisa diandalkan. Karena selain bentuknya sangat simple, harga mebel dengan ukiran khas Bukir juga dianggap lebih terjangkau dibandingkan dengan ukiran dari daerah lainnya.
“Ukiran yang ringkas serta simpel ditambah lagi harga yang terjangkau membuat para pembeli dari berbagai daerah di Indonesia berdatangan ke Bukir Kota Pasuruan untuk membeli mebeler disini. Berbeda dengan ukiran asli Jepara yang bentuk ukirannya rumit,” ujar Sumarni, Minggu (11/10).
Inovasi dan kreativitas tinggi hasil para pengrajin kawasan Bukir dibuktikan dengan kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) datang langsung ke Kota Pasuruan pada 2013 lalu. Dalam kesempatan itu, Presiden SBY didampingi Ibu Ani serta para menteri membeli berbagai produk asli mebeler dari kawasan Bukir, misalnya mebel display doraemon dan lemari golf.
Berbagai upaya Diskoperindag dalam mematangkan rencana menghadapi MEA yang berlaku mulai akhir 2015. Yakni akan meningkatkan pembinaan kepada para pengrajin dan pedagang mebeler di kawasan Bukir dan sekitarnya.
“Yang kami tonjolkan saat MEA sudah bergulir nanti yakni ukiran mebeler khas Bukir. Termasuk juga peningkatan pembinaan kepada para pengrajin dan pedagang. Tujuannya agar lebih siap bersaing saat produksi mebel dari negara lain di ASEAN berdatangan ke Kota Pasuruan,” pungkas Sumarni. [hil]

Rate this article!
Tags: