Ulah Spekulan, Harga LPG 3 Kg Tembus 20 Ribu di Kabupaten Nganjuk

Tumpukan tabung LPG kosong di sejumlah pengecer yang kurang pasokan dari agen serta distributor.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Diduga ditimbun spekulan, gas LPG ukuran tiga kilogram menghilang hampir di seluruh wilayah Kabupaten Nganjuk, terutama Kecamatan Nganjuk dan Berbek. Alhasil, warga panik mencari LPG 3 kg yang harganya bisa mencapai Rp 20 ribu ditingkat pengecer.

Sejumlah pengecer menyebutkan bahwa kelangkaan LPG 3 kg atau ukuran kecil itu terjadi sejak awal September. Hingga saat ini bulan Oktober sudah menginjak hari ke 22, LPG 3 Kg masih sulit dicari.

Supardi (45), salah seorang pengecer LPG di Kecamatan Berbek, mengaku LPG ukuran 3 kg itu sejak sebulan terakhir sudah habis. Bahkan, hinggga hari ini, pasokan dari agen maupun distributor juga tidak mencukupi kebutuhan. Akibatnya, harga LPG 3 kg di wilayah pinggiran Kabupaten Nganjuk bisa mencapai Rp 19 ribu dan untuk wilayah kota justru mencapai Rp 20 ribu.”Dimana-mana agen dan pengecer LPG 3 kg di Nganjuk ini tidak memiliki lagi stok dan semuanya kosong. Saya juga kurang paham kenapa bisa seperti ini,” ucap Supardi saat ditanya Bhirawa.

Hal senada diungkapkan Titin (46), pengecer LPG 3 kg yang berada di tengah kota Nganjuk. Titin mengatakan, sudah sebulan terakhir ini, masyarakat di kawasan itu mencari kebutuhan gas LPG 3 kg itu, tetapi stok gas LPG selalu habis karena tidak mendapat pasokan.

“Kalau pun ada gas tabung ukuran 3 Kg seperti itu, pedagang sudah menjualnya dengan harga antara Rp 19 ribu hingga Rp 20 ribu per tabung LPG 3 kg, bahkan mungkin lebih,” katanya.

Lain halnya dengan Herlan (56), pedagang di kios lainnya yang mengaku tidak lagi menjual gas ukuran 3 kg karena stoknya memang habis sejak beberapa hari ini. Sejauh ini, belum ada keterangan dari Pertamina maupun dari Hiswana Migas Kabupaten Nganjuk terkait kelangkaan gas LPG subsidi tersebut. Namun, warga Kabupaten Nganjuk, terutama masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, mulai was-was terkait menghilangnya gas LPG 3 kg dari pasaran.

Terkait kelangkaan LPG 3 kg, anggota Komisi I DPRD Nganjuk, Suprapto, S.Pd mendesak dinas atau organisasi pemerintah daerah (OPD) yang membidangi tata kelola gas LPG 3 Kg untuk melakukan peninjauan lapangan. Apakah kelangkaan LPG 3 Kg karena adanya penyimpangan distribusi atau memang sengaja ditimbun harus dicari permasalahannya. “Kami banyak menerima keluhan soal kelangkaan LPG 3 Kg dan akan melakukan sidak lapangan serta berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap distribusi LPG 3 Kg,” tegas Suprapto.

Suprapto juga mengatakaan jika pihaknya akan mencari penyebab kelangkaan LPG 3 kg di pasaran dengan turun langsung ke gudang-gudang milik agen dan distributor. “Kami akan lakukan sidak untuk mengetahui permasalahan kelangkaan LPG 3 Kg,” tegas Suprapto.

Menurut Suprapto, kelangkaan LPG di Nganjuk ada beberapa faktor diantaranya stoknya terbatas, pemakaian konsumen melebihi proyeksi. Kemudian adanya permainan agen LPG, bisa ditimbun atau dijual keluar Nganjuk dengan pertimbangan harga di Nganjuk akan melonjak. “Saya kira ada kemungkinan adanya pertimbangan bisnis untuk menciptakan hukum pasar, dimana suplay dan deman yang dimainkan,” pungkas Suprapto.

Sementara itu Kepala Disperindag Kabupaten Nganjuk Roro Heni Rochtanti, mengakui adanya kelangkaan LPG 3 Kg. Kondisi ini terjadi saat puncak kemarau yang tahun ini kebetulan terjadi pada bulan September hingga November.

Kelangkaan gas LPG 3 Kg saat ini, dikatakan Heni Rochtanti dimungkinkan adanya penggunaan gas LPG 3 Kg diluar keperluan rumah tangga. Diantaranya untuk operasional mesin pompa air di sawah. Kondisi ini, dapat dikatakan sebagai penyimpangan pemanfaataan gas LPG 3 Kg yang sebenarnya dikhususkan untuk rumah tangga. Untuk mengatasi kelangkaan LPG 3 Kg, Heni Rochtanti telah melayangkan surat ke Pertamina agar ada penambahan kuota LPG 3 Kg untuk Kabupaten Nganjuk. “Semua sudah ada aturannya, gas LPG 3 Kg diperuntukan apa semua sudah diatur,” terang Heni Rochtanti.(ris)

Tags: