UM Surabaya Kembangkan TOEIC Hadapi MEA

 Rektor UM Surabaya Dr Sukadiono usai menandatangi kerjasama sebagai ATC TOEIC dengan Paychun Limansaputra selaku Director of Clien Representation Int'l Test Center Jakarta. [adit hananta utama/bhirawa]

Rektor UM Surabaya Dr Sukadiono usai menandatangi kerjasama sebagai ATC TOEIC dengan Paychun Limansaputra selaku Director of Clien Representation Int’l Test Center Jakarta. [adit hananta utama/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bukan ancaman, tapi peluang. Itu berlaku bagi yang siap untuk menghadapinya. Salah satunya dengan mengantongi sertifikasi bahasa internasional dengan standar profesional.
Orang banyak mengenal Test of English as Foreign Language (Toefl) sebagai patokan bagi pelajar atau mahasiswa yang ingin melanjutkan studi lanjutan. Namun, di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya kini tengah dikembangkan pusat sertifikasi Bahasa Inggris untuk kalangan profesional yang cocok bagi calon tenaga kerja.
Pengembangan pusat sertifikasi bahasa itu resmi berlaku setelah UM Surabaya menjadi Authorized Test Centre (ATC) for Test of English for International Communication (TOEIC).
Keberadaan ATC ini berdasar kerjasama dengan PT Eka Widya Anugerah (EWA) yang nota kesepahamannya ditandatangani, Jumat (12/2). ” UM Surabaya akan menyediakan sarana prasarana untuk menunjak pelaksanaan sertifikasi TOEIC. Selain itu kita juga perlu melatih dosen yang akan dijadikan instruktur sesuai standard yang berlaku,” tutur Rektor UM Surabaya Dr Sukadiono.
Lembaga sertifikasi ini, lanjut Sukadiono, akan menjadi peluang bagi calon lulusan UM Surabaya untuk mencari peluang kerja di dunia industri internasional. Kendati demikian, ATC ini juga terbuka untuk siapa saja.
“Kursus bahasa Inggris bisa dimana saja, namun sertifikasinya silahkan di UM Surabaya. Karena memang lembaga sertifikasi bahasa asing di Indonesia masih minim. Khususnya untuk yang berbasis profesional,” kata dia. Sementara MEA, kata Sukodiono, sudah diberlakukan. Sehingga, penguasaan bahasa asing mutlak untuk masuk bursa kerja era MEA ini.
Pria asal Jombang ini mengakui tenaga dosen di kampusnya masih banyak yang menguasai bahasa Inggris secara pasif. Dosen yang menguasai bahasa Inggris secara aktif masih sedikit. Awal dari kerjasama ini akan difokuskan untuk mengerek kualitas dosen dalam penguasaan bahasa Inggris. Pengujinya dari tim TOEIC. Dosen yang dinyatakan lulus akan menjadi instruktur.
Dari 250 dosen yang ada, akan disiapkan 25 orang terlebih dulu. Mereka akan diambil per bidang,  keperawatan, kebidan, ekonomi, masing-masing dua orang. Untuk dosen prodi bahasa Inggris menjadi wajib. TOEIC digandeng lantaran kualitasnya diakui internasional. TOEIC kemampuan bahasa Inggris yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris.
“Semua dosen targetnya bisa bahasa Inggris aktif. Untuk mahasiswa baru dan mahasiswa yang mau lulus juga menjadi sasaran program sertifikasi. Untuk mahasiswa baru diberlakukan untuk angkatan 2016/2017 mendatang,” pungkas mantan Dirut Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya ini. [tam]

Tags: