Umat Tri Dharma Tuban Berebut Tumpeng

Umat Tri Dharma bersama warga sekitar saat berebut tumpeng dalam rangka sedekah bumiyang dilaksanakan setiap bulan ke tujuh tahun Imlek. (khoirul Huda/bhirawa)

Umat Tri Dharma bersama warga sekitar saat berebut tumpeng dalam rangka sedekah bumiyang dilaksanakan setiap bulan ke tujuh tahun Imlek. (khoirul Huda/bhirawa)

Tuban, Bhirawa
Puluhan warga sekitar Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Tjoe Ling Kiong, Jalan Panglima Sudirman, Tuban, kemarin (31/8) ikut berebut bunceng (Tumpeng), yang disediakan pengurus klenteng dalam rangka sembahyang sedekah bumi, untuk menghormati arwah leluhurnya, yang dilaksanakan setiap bulan ketujuh tahun Imlek.
Seperti yang disampikan Thing In (63), salah seorang warga yang ikut dalam upacara rebutan mengatakan, tradisi rebutan bunceng selalu ramai diikuti warga sekitar, tidak hanya warga saja, sejumlah tukang becak yang biasa mangkal di sekitar alun-alun  juga nampak ikut rebutan bunceng yang disedekahkan pengurus klenteng itu. “Ikut rebutan mas, dapat tiga bunceng kalah sama bapak-bapak itu tadi,” terang Thing In.
Mbah Thing In mengaku, setiap paket bunceng berisi nasi tumpeng berukuran kecil,  dan bahan makanan lain seperti mie instan, kopi dan minyak goreng. “Isinya ada mie instan, biasanya juga ada kopi, yang pasti ada nasi tumpeng kecil mas,” kata Wanita Tua itu.
Sementara, Ketua Klenteng, Gunawan Putra Wirawan mengatakan, sembahyang rebutan merupakan bagian dari tradisi menghormati arwah leluhur yang sudah tidak terawat, lantaran anak cucunya sudah tidak melaksanakan tradisi dan mendoakan mereka. “Ini adalah sembahyang untk menghormati arwah leluhur yang kurang terawat,  yakni arwah leluhur yang sudah tidak dirawat lagi oleh anak-cucunya karena berbagai hal, kami doakan lewat sembahyang ini,” terang Gunawan.
Menurut Gunawan, dalam sembahyang sedekah bumi tahun ini, pengurus klenteng menyediakan 400 bunceng, yang seluruhnya merupakan sumbangan dari para umat. Bunceng tersebut kemudian diberi bendera kecil yang bertuliskan nama penyumbang sekaligus doa. “Seluruhnya sumbangan umat, dan seperti tradisi tahun-tahun sebelumnya, bunceng ini untuk direbutkan masyarakat sekitar,” jelas Gunawan. [hud]

Rate this article!
Tags: