UMKM di Jombang Mulai Menggeliat, Masih Bergerak 15 Persen dari Titik Nadir

Kuswartono dengan produk inovasi yang ia hasilkan selama pandemi Covid-19, Minggu (02/08). arif yulianto/bhirawa].

Jombang, Bhirawa
Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Jombang saat ini sudah kembali menggeliat setelah sempat berhenti akibat pandemi Covid-19. Meski begitu, pergerakan di sektor ini masih sekitar 15 persen dari posisi titik nadir yang terjadi pada sekitar Bulan Ramadhan tahun 2020 kemarin.

Salah satu pelaku UMKM di Kabupaten Jombang, Kuswartono mengaku, pasca adanya pemberlakuan new normal, pelan-pelan sektor UMKM mulai bangkit.

“Apalagi di Jombang, setelah dimanfaatkannya pasar modern sebagai gerbang untuk kendaraan UKM berkembang, walaupun belum kesemuanya tapi pelaku-pelaku UKM mulai bergairah,” ungkap Kuswartono, Minggu (02/08).

Dia menambahkan, secara umum, UMKM di Kabupaten Jombang pelan-pelan sudah mulai berproduksi, walaupun kemarin banyak yang ‘hilang’ dari pasar karena mereka tidak kuat menahan gelombang pandemi Covid-19.

“Sebagian ada yang hilang dari peredaran, tapi kami berharap nanti juga akan bangkit. Tapi juga muncul yang baru-baru,” ungkap dia lagi.

Meski begitu, dia menambahkan, jika dibandingkan dari posisi titik nadir UMKM Jombang yang sempat terpuruk pada Bulan Ramadhan tahun ini, saat ini, tingkat berjalannya sektor UMKM masih sekitar 15 persen. Kushartono melihat tersebut dengan indikator produksi UMKM yang sudah mulai ada pada 1 bulan terakhir ini.

“Pengunjung-pengunjung di toko sudah mulai ada. Orang yang membeli oleh-oleh juga sudah mulai ada. Sekitar 15 persen. Belum menyentuh pada titik puncak, seperti tahun-tahun sebelum Corona. Separohnya saja belum,” papar Kuswartono.

Di tempat usahanya sendiri di Rumah Olahan Salak Kunara di Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang sendiri kata dia, saat ini sudah mulai ada pengunjung, dan beberapa karyawan yang sempat dirumahkan pun sudah mulai bekerja kembali.

“Produksinya juga masih sekitar 15 persen. Tapi kami di Kunara, dengan adanya Corona, dengan adanya pandemi ini, waktu-waktu kemarin kebetulan kita sudah stok bahan baku, saya pergunakan bahan baku itu untuk inovasi produk-produk turunan,” lanjut dia.

Karena dengan produk yang kemarin yang diproduksi sambung dia, masih lesu di pasaran, sehingga, pihaknya harus mencari terobosan membuat produksi yang lebih tahan lama seperti Kerupuk Biji Salak, Kerupuk Buah Salak, Pleret Salak, dan Steak Salak.(rif)

Tags: