UMKM Dituntut Kreatif Agar Tembus Pasar ASEAN

UMKMSurabaya, Bhirawa
Persaingan dunia bisnis setelah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 nanti berlangsung, dapat dipastikan akan semakin ketat. Siapa yang tak siap, bakal tergilas dan hanya akan menjadi penonton di rumah sendiri . Olah karena itu, para pengusaha harus sudah siap segala resiko dan menyiapkan strategi khusus agar bisa bersaing dalam pasar bebas ASEAN nanti.
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementrial Luar Negeri Indonesia, I Gusti Agung Wesaka Puja, dalam acara Kelompok Diskusi Terfokus, Indonesia dan MEA Tantangan dan Strategi Menyiasatinya, di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Selasa (30/12).
Menurut Gusti, pelaku usaha yang harus dapat perhatian serius dari pemerintah adalah para UMKM (usaha mikro kecil dan menengah). Sebab UMKM masih perlu banyak sentuhan dan perhatian dari pemerintah. Mulai dari akses pasar, teknologi, informasi hingga branding.
“Pada krisis ekonomi tahun 1998 lalu, UMKM telah berhasil memposisikan diri usaha yang tidak terkena krisis. Berkat UMKM pula, pertumbuhan eknomi kita pada 1998 bisa tetap tumbuh lebih dari 4 persen. Padahal negara-negara lain hancur,” katanya.
Gusti mengatakan, syarat utama UMKM bisa masuk dalam pasar bebas ASEAN adalah harus kreatif. Sudah banyak contoh UMKM yang kreatif bisa tembus pasar ASEAN. Berkat inovasi dan kreatifitas itu, akhirnya dapat diterima di pasar negara-negara Asia Tenggara.
“Contohnya keripik singkong Maicih yang telah sukses tembus pasar ASEAN. Saya kira disemua negara ASEAN ada singkong, tapi Maicih telah sukses bisa menembus pasar ASEAN. Keripik ini sukses karena kreatifnya dengan membuat terobosan dengan menciptakan keripik yang memiliki pedas berkelas-kelas,” paparnya.
Meski saat ini UMKM kurang memiliki kreatifitas untuk memasarkan produknya, tapi Gusti masih tetap optimis jika UMKM akan mengubah mindset dengan menciptakan kreatifitas yang tinggi. “Orang Indonesia itu sangat kreatif untuk menciptakan sesuatu. Makanya saya sangat optimis kreatifitas itu nanti akan muncul,” ungkapnya.
Selain kreatifitas para UMKM, agar Jatim sukses dalam menghadapi MEA 2015 adalah harus ada perubahan dalam birokrasi. Sebab sekarang ini masih muncul keluhan dari para UMKM yang merasa kesulitan saat menghadapi birokrasi untuk mengurus izin.
“Saya sangat setuju jika pemerintah sekarang sedang menggalakkan pemangkasan birokrasi yang ribet. Dengan perizinan satu atap akan mempermudah UMKM mengurus izin usahanya. Sebab jika produk ingin ekspor harus memiliki serangkaian izin dari pemerintah,” katanya. [iib]

Tags: