UMKM Mamin Jatim Siap Bersaing di MEA

Makanan dan Minuman (Mamin)Surabaya, Bhirawa
Pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Jatim yang bergerak di sektor Makanan dan Minuman (Mamin) harus siap masuki pasar Masarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Jawa Timur Yapto Willy Sinatra di kantornya Surabaya, Kamis (29/1) mengatakan pemberlakuan MEA tersebut merupakan tantangan, hambatan atau menjadi peluang pasar yang potensial dalam memasarkan hasil produksi Mamin.
Sektor industri UKM dan UMKM yang ada di Indonesia khususnya di Jawa Timur ini dilibatkan karena melihat selama ini peranannya banyak membantu pemerintah. Dalam mengurangi pengangguran, menambah pendapatan domestik negara sehingga UKM dan UMKM menjadi sector industri yang sebagian besar banyak membantu memajukan perekonomian negara.
Bagi para pelaku usaha lokal agar tidak merasa minder menghadapi dan bersaing dengan pelaku usaha Negara di kawasan ASEAN yang lain dan pasar internasional. Diharapkan para pelaku UKM dan UMKM di Indonesia dan Jawa Timur harus mempersiapkan diri meningkatkan kuantitas dan kualitas dari usaha yang sudah dibangun sehingga para wirausahawan dan pelaku usaha dapat mencermati melihat dan mendalami cara berbisnis ke negara-negara ke kawasan ASEAN.
Industri Mamin Jawa Timur baik yang besar, sedang dan berskala Usaha kecil Menegah serta UMKM selain bisa menguasai pasar lokal juga harus siap memasuki pasar MEA. Provinsi Jawa Timur terkenal gudangnya industri produk Mamin terbesar di Indonesia harus siap bersaing bertempur dengan produk Mamin di pasar MEA.
Produk industri Mamin Jawa Timur sebenarnya sudah lama memembus pasar di negara-negara ASEAN yang bergabung dalam MEA seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Brunai, Mianmar dan Timur Liste. Bukan di pasar MEA saja produk Mamin Jawa Timur juga sudah siap bisa memembus di pasar AFTA yakni Cina, Taiwan, Jepang, Korea Selatan dan Hongkong.
Diharapkan dengan sudah dimulai momen MEA tahun 2015 bisa mendorong omset penjualan mamin di pasar ASEAN yang berpenduduk sekitar 600 juta orang dan di negeri Indonesia sendiri dengan penduduk 250 juta orang. Mulai Tahun lalu produksi Mamin terus bergeraK naik seiring telah mulai berlakunya pasar MEA.
Kata Yapto, dengan terbukanya pasar MEA penjualan mamin khususunya di Jawa Timur juga dibuka kesempatan bagi para importir untuk mendapatkan mamin dari produsen di luar negeri khususnya di ASEAN. Dengan masuknya mamin impor tersebut masyarakat bisa memilih produk-produk mamin yang berkualitas dan sudah ber lebel ML dari BP POM. Dengan banyaknya mamin yang beredar di pasar akan meningkatkan kompertisi para pengusaha mamin di Indonesia khususnya di Jawa Timur. Jawa Timur sendiri jauh-jauh hari sudah mempersiapkan diri untuk berebut pasar dalam persaingan di MEA.
Diharapkan sekitar 650 produsen Mamin dari 700 ribu UKM dan UMKM yang ada di berbagai daerah di Jawa Timur dengan didukung oleh para pekerja yang mempunyai SDM di bidang Mamin akan berpacu dan terus berusaha meningkatkan kualitas hasil produksinya guna bersaing di pasar ASEAN.
Ketika MEA diberlakukan 2015, barang dan jasa akan bebas keluar masuk di negara ASEAN. Perdagangan intra ASEAN sendiri diperkirakan mencapai 25 persen. Sementara di Indonesia, sekitar 90 persen industri makanan dan minuman adalah berskala kecil menengah, tetapi outputnya berkontribusi 15 persen lebih. [ma,inf]

Rate this article!
Tags: