UMKM Masih Hadapi Kendala

Surabaya,Bhirawa
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama ini dianggap sebagai primadona perekonomian di Jatim. Sebagai penyumbang 45 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan penyerap sekitar 60 persen kredit perbankan di Jatim, UMKM menempati posisi yang istimewa dalam struktur perekonomian. Meski demikian, sektor ini masih menghadapi sejumlah kendala.
“Dari berbagai program peningkatan daya saing UMKM yang kami lakukan sepanjang 2013, Kadin Jatim mencatat setidaknya ada tiga kendala yang dihadapi UMKM. Tiga kendala itu harus diselesaikan, sehingga ada tiga kunci untuk mengangkat kinerja UMKM. Harus segera kita lakukan, karena tahun depan sudah implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jika kita abaikan, UMKM-UMKM kita akan kelimpungan hadapi persaingan global,” ujar Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang UMKM M. Rizal, Minggu (9/2).
Tiga kendala yang saat ini dihadapi beberapa UMKM, seperti pertama, kendala pembiayaan, ketatnya persyaratan untuk mendapat anggunan yang selama ini kerap menjadi ganjalan.  Fakta di lapangan, banyak pengusaha UMKM yang sebenarnya bisnisnya sangat feasible, namun dinilai tidak bankable hanya karena masalah agunan atau lamanya berbisnis. Memang ada Kredit Usaha Rakyat (KUR), tapi skema kredit ini mematok bunga yang masih sangat tinggi bagi pengusaha UMKM, terutama yang baru merintis usaha.
Data Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan, secara nasional, total pelaku UMKM dalam klaster pertama dan kedua yang merupakan usaha mikro rentan pembiayaan mencapai 50,70 juta unit usaha. Sebanyak 35,49 juta dunia usaha atau 70 persen merupakan usaha yang belum layak usaha dan belum bankable, sehingga memiliki risiko tinggi dalam pengembalian modal. Sisanya, 15,21 juta dunia usaha atau 30 persen telah layak usaha (feasible) namun belum bankable. Secara nasional, total pelaku UMKM yang termasuk klaster pertama dan kedua yang sulit mengakses pembiayaan mencapai 50,70 juta unit usaha.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jamkrida, Drs Achmad Nur Chasan, MM mengatakan, siap membantu UMKM agar bisa mendapat pinjaman dari bank. Karena  memasuki tahun 2014, PT Jamkrida  memiliki target untuk bisa memberikan jaminan kredit Rp2,3 triliun kepada 120 ribu Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) yang ada di Jatim. Jika target itu bisa terealisasi maka diprediksi bisa merekrut 360 ribu tenaga kerja.
Sejak diresmikan pada tahun 2010 hingga tahun 2013 Jamkrida sudah berhasil menjamin kredit senilai Rp1,3 triliun kepada 60 ribu UMKM yang ada di Jatim dengan merekrut tenaga kerja sekitar 180 ribu.
Nur Chasan, MM mengaku optimis bisa merealisasikan target yang dibebankan oleh Pemprov Jatim. Karena saat ini banyak pengusaha kecil diseluruh pelosok Jatim yang sudah berkembang dan merasakan manfaat Jamkrida. “Saat ini masih banyak pengusaha kecil yang kesulitan untuk bisa mendapatkan kredit dari bank karena mereka tidak memiliki jaminan. Nah disinilah peran Jamkrida untuk memberikan jaminan kepada bank agar UMKM bisa mendapat pinjaman untuk modal usaha,” terang  Achmad Nur Chasan.
Contohnya saat Jamkrida memberikan jaminan kepada 500 UMKM di kawasan Coban Rondo, Batu dengan nilai pinjaman Rp2 juta per orang. “Kalau ditotal kita memberikan jaminan Rp 1 miliar dan mereka bisa memiliki modal untuk berjualan bakso, kripik, sayur dan usaha lainnya. [ma]

Rate this article!
UMKM Masih Hadapi Kendala,5 / 5 ( 1votes )