UMKM Sambut Antusias QRIS, Berharap Ada Solusi Sinyal Kuat

Penyerahan SK Pemberian Izin Usaha Penyedia Jasa Wisata Alam Perorangan untuk Penyedia Jasa Makanan dan Minuman Novita Kusuma Wardani, S.Hut., M.AP., M.Env., Pelaksana Harian Kepala Balai Besar TNBTS

Kota Malang, Bhirawa
Pekan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang digelar  Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI),  Malang, kepada UMKM Bromo Tengger Semuru, Kamis 12/3 kemarin,
di Pendopo Agung Wanokitri, Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan, disambut  antusias para pelaku UMKM di kawasan wisata tersebut.
Eko Sulistio, pedagang nasi dikawasan Lautan Pasir, Gunung Bromo, mengaku sangat senang adanya pembayaran non tunai tersebut. Menurut dia dengan pembayaran non tunai, memudahkan dia dalam bertransaksi dengan pembelinya.
“Ini program yang sangat bagus, dan kami sangat senang. Karena selama ini pembayaran terkenadala ketika ada orang beli terus tidak ada uang kembalinya. Kadang mereka batal membeli,”tuturnya.
Kalau menggunakan pembayaran non tunai, tidak usah repot-repot mencari uang kembali, dan transaki akan semakin mudah, dan aman.
Hanya saja, lanjut dia masih ada kendala, di kawasan tempat dia berjualan, tidak semua ponsel ada sinyalnya. Itu merupakan kendala berat yang dialami oleh para pedagang seperti dirinya.
“Kami kesulitan sinyal, yang bisa hanya telokmsel saja itupun kalau cuacanya tidak bagus sudah terganggu. Makanya yang paling penting bagi kami adalah bagaimana pemerintah bisa membantu menghadirkan sinyal yang kuat,”imbuhnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ririn, dia juga mengeluhkan jeleknya sinyal Hand Phone. Karena sistem pembayaran ini, mengandalkan sinyal maka terlebih dahulu harus disiapkan sinyalnya.
“Disini sinyalnya putus-putus, kalau mau digunakan untuk bertransaksi melalui QRIS, kekawatiran kita pada persoalan sinyal saja.Kita minta untuk diperhatikan dulu,”tutur wanita yang sudah berjualan lebih dari 10 tahin di Bukit Cinta tersebut, sembari menambahkan jika dirinya sangat senang adanya program QRIS itu.
Fida Affa Arif Kepala Unit Pengawasan Sistem Pembayaran dan  Keuangan Inklusif KPw BI Malang, yang hadir memberikan materi kepada 100 UMKM, mengatakan QRIS, merupakan penyatuan model pembayaran non tunai.
Jadi, lanjut dia,  apabila dulu, sistem pembayaran non tunai, hanya bisa dilakukan pada sesama jenis. Tetapi dengan kehadiran QRIS ini, semua sistem pembayaran bisa dilakuakan menjadi satu.
“Selama ini pembayaran dilakukan pakai Gopay, Ovo, Dana, LinkAja ataupun Shopee Pay, dan hanya bisa dilakukan, Gopay dangan Gopay saja, atau sejenis,  kini disatukan dengan QRIS,”tuturnya.
Dengan cara ini, maka tidak lagi butuh membawa dompet kemana-mana tetapi cukup dengan aplikasi di HPnya masing-masing.
Edukasi QRIS dan Pendaftaran Merchant QRIS dalam Rangka Pekan QRIS Nasional (PQN)  bertajuk “Ayo Nganggo QRIS! Ben UMKM Laris Manis’.
Terkait dengan keluhan lemahnya sinyal HP, pihaknya mengaku, jika BI akan segera bekerjasama dengan telkomsel untuk penguatan sinyal.
“Untuk mendukung program ini BI telah bekerjasama dengan telkomsel,”tuturnya.
Fida menambahkan tujuan kegiatan mengenalkan QRIS sebagai alat pembayaran non tunai khususnya bagi pedagang dan pelaku UMKM di lingkungan destiasi wisata Bromo Tengger Semeru, ini
BI Bekerja sama dengan PJSP (Link Aja) untuk membuka pendaftaran merchant berbasis QRIS.
Acara juga dirangkai, penyerahan SK Pemberian Izin Usaha Penyedia Jasa Wisata Alam Perorangan untuk Penyedia Jasa Makanan dan Minuman dari Balai Besar TNBTS kepada 6 orang perwakilan pelaku UMKM. [mut]

Tags: