UMM Kembangkan Polysyncronous Learning

UMM Kembangkan Model Pembelajaran Bauran Polysynchronous Learning.

Malang, Bhirawa
Pembelajaran jarak jauh kemungkinan bisa diterapkan permanen setelah pandemi Covid-19 selesai. Berdasarkan penilaian Kemendikbud, kegiatan belajar-mengajar dengan memanfaatkan teknologi akan menjadi hal yang mendasar.
Merespon hal itu, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan model Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Polysynchronous Learning.
Tim Gugus Tugas Pengembangan Pembelajaran Bauran UMM, Galih Wasis Wicaksono, S.Kom, M.Cs., Polysynchronous Learning adalah model pembelajaran bauran yang dikembangkan UMM yang menggabungkan konsep Student Centered Learning (SCL) dan Personalized Learning (PL) dengan pola interaksi polysynchronous learning, sehingga diharapkan lebih efektif dalam penerapan kegiatan belajar mengajar pada masa dan setelah pandemi Covid-19.
Desain pembelajaran ini, oleh tim UMM dinamakan desain “Pembelajaran Bauran Siklus Pe5 (Perencanaan, Pemahaman, Pendalaman, Penerapan, & Penilaian)”. Siklus Pe5 ini diterapkan pada setiap pertemuan kegiatan pembelajaran.
“Dalam desain pembelajaran siklus Pe5 ini, dosen harus membuat perencanaan terlebih dahulu terkait konten materi, bahan diskusi, bahan penugasan, dan quiz yang akan diberikan,” ungkap Galih di hadapan para instruktur Polysynchronous Learning.
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Pengembangan Al Islam-Kemuhammadiyahan, Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. menyatakan terkait dengan pembelajaran, di masa pandemi Covid-19, UMM mengalihkan kegiatan pembelajaran luar jaringan (luring) ke dalam jaringan (daring).
“Pandemi mengakselerasi kita untuk segera beradaptasi dalam penggunaan teknologi pembelajaran. Kita mesti bergegas menyesuaikan diri dalam dunia yang serba butuh penyesuaian cepat ini,” ungkap Syamsul (7/7) kemarin.
Berkaca pada pengalaman tersebut, UMM mencoba menseriusi model pembelajaran ini dengan yang disebut pembelajaran bauran Polysyncronous Learning. Yakni, sebuah pengkombinasian model pembelajaran antara daring dan luring dan metode pembelajaran. “Sehingga, mahasiswa mendapatkan materi sesuai capaian pembelajaran yang sudah ditetapkan. Jadi kuliahnya betul-betul serius. UMM sendiri akan memulai perkuliahan pada 7 September 2020,” kata Syamsul.
Bimtek kali ini juga menghadirkan para pakar pembelajaran untuk memberikan perspektif terkait pedagogi yang akan dikuatkan dalam pelaksanaan Polysyncronous Learning. Pemateri yang hadir yakni Dosen Program Studi Pendidikan Profesi Guru UMM Dr. Trisakti Handayani, MM. terkait Konsep dan Kerangka Dasar Pembelajaran Bauran, serta Drs. Suparto. M.Pd, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UMM dengan materi Metodologi & Evaluasi Polysynchronous Learning. [mut]

Tags: