UMM Kembangkan RS Darurat Covid-19 Pembangunanya Ditarget 45 Hari

Prosesi Peletakan Batu Pertam RS Covid 19 UMM

Kota Malang, Bhirawa
UMM ditunjuk untuk mengembangkan RS darurat penanganan Covid-19 yang berlokasi tidak jauh dari RS UMM. Pembangunan pembangunan RS tersebut dimulai pada Senin (5/4), kemarin.

Dr. Fauzan, M.Pd. Rektor UMM menyampaikan ucapan terima kasih kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kemenkes yang sudah membantu untuk merealisasikan pembangunan RS Covid tersebut. Begitupun dengan dukungan dari Bupati beserta jajaran, Rumah Sakit UMM, WIKA dan Yodya Karya.

Anggaran 40 miliyar yang dikucurkan itu, menurut Fauzan akan digunakan untuk membangun fasikitas fisik RS.

“Anggaranya untuk pembangunan fisik, dan akan diselesaikan dalam kurun waktu 45 hari,”tandas Fauzan.

Apalagi pembangunan RS ini menjadi tekad UMM agar Malang, Indonesia serta dunia bisa segera bebas dari Covid-19.

Dalam kesempatan yang sama, Drs. H. M Sanusi, M.M. Bupati Malang mengapresiasi UMM berkat usahanya yang sangat responsif dalam penanganan pandemi. Tidak hanya dalam beberapa bulan ini saja tapi juga sejak pertama kali pandemi Covid-19 menyebar.

“Banyak pihak yang mendukung dalam penanganan pandemi ini hingga akhirnya angka corona menurun. Data terakhir yang saya dapat hanya tinggal 60 dari 14.600 RT di Kabupaten Malang yang masih kuning. Sisanya sudah menjadi wilayah hijau,” terangnya.

Sanusi juga berharap agar UMM bisa terus berkontribusi di semua bidang. Tidak hanya berhenti di usaha di penanganan covid saja. Tapi juga terus eksis dalam kepekaan kebutuhan masyarakat sekitar.

Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur yang Reva Sastrodiningrat, menjelaskan bahwa pengembangan RS ini merupakan upaya untuk menangani Covid-19, khususnya di wilayah Malang Raya.

Apalagi melihat jumlah pasien Covid-19 di Indonesia yang mencapai 1.534.255 orang per tanggal 4 April. “Adapula sekitar 140.331 pasien positif yang ada di Jawa timur. Sejumlah 10.346 di antaranya berada di wilayah Malang Raya,” tuturnya.

Berdasarkan data tersebut, akhirnya beberapa rumah sakit ditunjuk untuk menjadi RS rujukan virus corona. Salah satunya adalah RS UMM. Adapun pengembangan rumah sakit darurat penanganan Covid-19 akan dilakukan di atas lahan seluas 8.000 meter persegi. Nantinya akan disediakan sejumlah 65 bed untuk ruang observasi serta delapan bed diperuntukkan sebagai ruang isolasi. Selain itu juga ada ruang screening dan fasilitas penunjang lainnya.

Reva kembali menuturkan bahwa pembangunan RS darurat tersebut juga menjadi bagian dari program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menyediakan RS khusus Covid-19. Sebelumnya, telah dibangun beberapa rumah sakit serupa yang berlokasi di Pulau Galang, RSUD dr. Soegiri Lamongan, RSUD Zainul Abidin Kota Banda Aceh dan beberapa tempat lainnya.

Jangka waktu pembangunan.

“Harapannya pembangunan RS ini bisa terlaksana secara tepat, baik dari segi biaya, mutu serta tepat waktu 45 hari. Selain itu, semoga bisa segera dijalankan serta didukung dengan peralatan dan tenaga kesehatan yang memadai,” ungkapnya.

Reva juga berharap agar pembangunan RS tersebut dapat senantiasa dipelihara dengan baik. Sekalipun nanti ketika pandemi sudah menurun dan berakhir. “InsyaAllah RS ini nantinya akan dijadikan sebagai RS penyakit infeksius di Kabupaten Malang ketika pandemi usai,” pungkasnya. [mut]

Tags: