UMM Sabet Empat Gelar Juara KJI-KBGI 2018

Kanan kedua, Ana Mahrurin, perwakilan Tim Red Jaeger menerima piagam penghargaan.

Malang, Bhirawa
Tim Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyabet empat gelar juara di ajang Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) 2018 yang dihelat di Politeknik Negeri Ujung Pandang (PUNP) yang ditutup Minggu (2/11) lalu.
Di ajang KJI-KBGI 2018, ada tiga tim UMM yang lolos sebagai finalis, yakni Tim Red Jaeger pada kategori Jembatan Canai Dingin, Tim Naraya pada Kategori Jembatan Busur dan Tim Kwangwung pada KBGI.
Andre Oktavian Wijaya, salah seorang anggota tim Red Jaeger di Malang, Selasa mengatakan Tudang Sipulang hanya menghasilkan lendutan sebesar 2.175 mm dari angka maksimal untuk lendutan 15 mm. Hasil itu sekaligus menjadikan Tudang Sipulang sebagai juara Jembatan Terkokoh.
“Karena setelah pengujian beban hidup di tengah bentang jembatan seberat 400 kilogram, lendutan yang dihasilkan Jembatan Tudang Sipulung sangat jauh dari angka maksimal lendutan,” kata Andre.
Tak berhenti di situ, tim Red Jaeger juga meraih juara pada kategori K3 Terbaik, setelah dalam penilaian Red Jaeger memiliki kelengkapan papan-papan peringatan konstruksi beserta pakaian keamanan yang dikenakan oleh seluruh anggota.
Sementara itu, jembatan kedua dari Tim Naraya memiliki keunggulan sebagai jembatan ramah lingkungan. “Jembatan yang kami rancang bersama dua orang anggota tim ini memasang panel surya pada ujung-ujung jembatan,” kata Harrys Purnama, anggota Tim Naraya.
Panel surya ini dapat menjadi energi listrik penerangan jalan pada jembatan saat malam hari. Keunikan yang dimiliki oleh jembatan ini adanya panel surya yang digunakan untuk mengaliri listrik sebagai penerangan jalan di jembatan.
Mengirim dua timnya untuk KJI, UMM berhasil menyabet Juara 1 kategori Jembatan Canai Dingin dan Juara 3 kategori Jembatan Busur.
Jembatan Canai Dingin yang diberi nama Tudang Sipulang ini memiliki keunikan berupa lendutan atau perubahan rangka jembatan setelah diberikan beban, yang nilainya sangat kecil.
Tiga tim dari LSO Surya Team UMM tersebut, sebelumnya membidik juara umum sekaligus merebut kembali gelar juara umum KJI dan KBGI yang pernah diraih pada 2014 yang digelar di Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
Kala itu UMM berhasil menggeser dominasi juara bertahan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan tim tuan rumah. Di tahun berikutnya (2015), UMM terpilih menjadi tuan rumah.
Baru-baru ini juga, Fakultas Teknik UMM juga memenangi Kompetisi Mobil Hemat Energi (KMHE) 2018 di Universitas Negeri Padang. Mekatronic Team UMM menyabet Juara 1 dalam Kategori Urban Listrik. Sementara tim puteri, Srikandi Team, memenangi gelar Juara pada kategori Desain Estetika Terbaik.
Atas hasil tersebut, Rektor UMM Fauzan sangat mengapreasiasi capaian tersebut. “Saya sangat mengapreasiasi atas prestasi ini, semoga mereka semakin semangat untuk berkompetisi. Dan, raihan ini tentu tidak membuat kami puas. Kami akan terus mempersiapkan mahasiswa kami untuk terus bisa berprestasi di tingkat nasional maupun internasional,” ucapnya.
Fauan mengatakan UMM punya cara sendiri untuk mengapresiasi tiap raihan prestasi yang didapat mahasiswa. “Ini sesuai dengan moto prestasi UMM, tiada prestasi yang tak dihargai,” katanya. [ant]

Tags: