UN di Situbondo dan Bojonegoro Lancar

Kadis Pendidikan Kabupaten Situbondo, DR Fathor Rakhman saat memantau pelaksanaan UN online di SMKN I Panji, pagi kemarin (13/4). [sawawi/bhirawa].

Kadis Pendidikan Kabupaten Situbondo, DR Fathor Rakhman saat memantau pelaksanaan UN online di SMKN I Panji, pagi kemarin (13/4). [sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Secara umum, hari pertama pelaksanaan UN (Ujian Nasional) baik yang prosedur paper based test (PBT) maupun computer based test (CBT) tingkat SMA/SMK/MA di Kabupaten Situbondo, berjalan lancar, kemarin (13/4). Hasil menggembirakan itu didapat saat Sekda Syaifullah bersama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo DR Fathor Rakhman, melakukan pemantauan di beberapa sekolah tingkat menengah atas kemarin. Diantaranya, di SMAN I Situbondo, SMAN II Situbondo, MAN II Situbondo, SMKN I Panji dan SMKN I Situbondo.
Kalangan Dewan Pendidikan, Kepolisian Resort Situbondo dan jajaran Dinas Pendidikan juga ikut serta melakukan pemantauan jalannya UN tahun 2015. Dari pengamatan Bhirawa, guna mencegah adanya pemadaman listrik pada pelaksanaan UN CBT, jajaran PT Telkom dan PT PLN Situbondo mendatangi dua sekolah yang menggunakan ujian CBT yakni SMKN I Panji dan SMKN I Situbondo. “Hingga selesai pelaksanaan UN hari pertama alhamdulillah lancar dan tidak ada pemadaman listrik,” ujar Kasek SMKN I Panji, Kumudawati, kemarin.
Menurut Kumudawati, dari 666 siswa yang mengikuti UN tahun 2015, lima siswa di antaranya tidak hadir karena rata-rata memilih menikah. Jadi, kata Kumudawati, total peserta UN SMKN I Panji, tersisa 661 siswa. “Sejak awal kami memang siap menggunakan UN CBT ini. Sedikitnya 200 lebih komputer dan dua genset sudah kami siapkan. Untuk 5 siswa yang tidak hadir, memang sejak Januari lalu memilih mengundurkan diri,” ujar Kumudawati.
Sementara itu, jumlah peserta UN CBT di SMKN I Situbondo berjumlah 233 siswa serta 1 siswa memilih mundur dengan alasan menikah. Kasek SMKN I Situbondo, Umar Said, menandaskan, pelakasanaan UN di lembaganya berjalan dengan baik dan tidak ada kebocoran soal. “Guna mencegah adanya pemadaman listrik, kami menyewa satu buah genset selama pelaksanaan UN CBT ini. Kami optimis, UN kali ini akan berjalan sesuai dengan harapan,” papar Umar Said.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo,  DR Fathor Rakhman, mengatakan UN kali ini ada dua model yakni CBT dan PBT. untuk  PBT, lanjut Fathor, menggunakan UN dari kertas seperti tahun sebelumnya. Sedangkan untuk CBT, kata dia,  sekolah hanya tinggal mengaploud soal dari Dipendik melalui server Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI . “Sekolah akan mentransfer soal soal UN dikomputer masing-masing, dimana siswa mengerjakan soal secara langsung,” ungkap Fathor.
Sasaran UN kali ini, menurut Fathor, mendorong sekolah untuk menjaga reputasi kelembagaan, baik bagi pimpinan sekolah, guru dan siswa dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Jika nanti hasil UN berbanding terbalik, papar Fathor, maka grid sekolah akan turun sendiri dan sebaliknya jika hasilnya baik secara standar normal, maka grid sekolah itu akan naik. “UN ini juga menjadi dasar pemetaan dalam menerima bantuan serta merupakan bagian dari indikator siswa menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” pungkasnya.
Di Bojonegoro
Sementara itu, di Kabupaten Bojonegoro, Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Computer Basic Tast (CBT) di ikuti 1.409 siwa dari tingkat SMA/SMK, hari Senin (13/4) ini. Dalam pelaksanaan UN tahun 2015 ini, hanya ada enam sekolah saja yang siap melakukan UN dengan sistem Computer Base Test (CBT).
Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Negeri  (SMKN) yang melakukan UN dengan sistem Computer Base Test (CBT) hanya diikuti empat sekolah yakni SMKN 1, SMKN 2, dan SMKN 3 dan SMKN 4. Sedangkan tingkat SMAN dikuti dua sekolah yakni SMAN 1 dan SMAN 3, namun lainnya melaksanakan UN masih dengan sistem manual.
Kepala SMK Negeri 2 Bojonegoro, Hidayat Rahman mengatakan, pelaksanaan UN CBT dibagi tiga gelombang. Hari ini mata pelajaran Bahasa Indonesia diikuti 452 siswa yang menempati 5 laboratorium. “Tiap peserta mengerjakan 50 soal dengan 100 paket. Semua punya pasword berbeda sehingga tiap peserta beda,”  jelas Hidayat Rahman kepada Bhirawa, di sela-sela ujian, Senin (13/4).
Menurutnya, pelaksanaan UN CBT ini merupakan program pertama dan jauh hari sebelumnya pihak sekolah telah melatih para siswa mengerjakan try out online, sehingga diharapkan dalam pelaksanaanya berjalan lancar. “Berbeda dengan UN PBT atau mengerjakan tulis yang dijaga pengawas guru silang. UN CBT didampingi tiga orang terdiri seorang proktor, asisten proktor dan teknisi. Mereka bertugas menyiapkan operational komputer sebelum digunakan untuk UN,” ujarnya.
Pelaksanaan UN ini Hidayat mengaku pihaknya sangat siap untuk UN kali ini.Sebagai salah satu sekolah yang ditunjuk untuk piloting CBT, pihaknya sudah melakukan persiapan dalam berbagai hal, mulai dari sarana prasarana, server pendukung, genset, bahkan penambahan daya listrik yang tak terbatas.
“Untuk komputer kami menyediakan 100 unit yang terbagi di 5 ruangan khusus. Setiap ruangan maksimal akan diisi siswa saat ujian 30-32 siswa. Jumlah keseluruhan siswa yang ikut UN ini sebanyak 452 siswa dan akan dibagi dalam tiga shift. Shift pertama mulai pukul 07:30 WIB, selanjutnya 09:30 WIB, dan 14:00 WIB,” jelasnya.
Ia menyebutkan, di setiap ruang UN nanti akan diawasi oleh 2 pengawas. Pihaknya juga menyediakan ruang dan teknisis khusus lengkap dengan gen set yang dekat dengan ruang server. Hal ini untuk mengantisipasi listrik yang error maupun jaringan yang down.
“Kami bahkan memantau setiap ruangan dengan CCTV supaya jika ada yang mau melihat kondisi pelaksanaan UN tidak perlu langsung ke ruangannya. Ini untuk menjaga kenyamanan dan ketenangan siswa dalam mengerjakan soal. Semua sudah kami perhitungkan dengan maksimal,” pungkasnya.
Sementara UN CBT  di SMKN 4 Bojonegoro, tidak berjalan mulus. Pasalnya dalam pengerjaan soal Bahasa Indonesia pada hari pertama ini server mengalami kendala teknis, sehingga harus dihentikan sementara. “Pelaksanaan UN CBT terjadi masalah hanya di ruangan laboratorium tiga. Sedangkan di ruangan laboratorium satu dan dua berjalan lancar,” ungkap Kepala sekolah SMK Negeri 4 Edy Yusuf Joko M.
Dijelaskan, kendala itu diketahui dalam server tersebut setelah token dibagikan dan dimasukkan ke komputer, mata pelajaran tidak muncul sehingga dihentikan dan meminta petunjuk ke Provinsi dan Pusat. “Padahal dari tiga ruangan sudah disiapkan 100 unit komputer. Tetapi singkronisasi dari Pusat sulit. Sementara semua siswa di lab tiga selama dua jam hanya menunggu, akhirnya siff kedua bisa dimulai, sedangkan siff pertama tetap mengikuti pada jam 4 sore,” terangnya. [awi,bas]

Rate this article!
Tags: