UN Sistem CBT Dibayangi Kendala Teknis

6-FOTO A lis- siswa ikuti UN di ruang sat narkoba polres sampangNganjuk, Bhirawa
Satu-satunya sekolah di Kabupaten Nganjuk yang menerapkan ujian nasional berbasis komputer atau disebut computer base test (CBT) yakni SMKN I Nganjuk. Namun demikian ujian nasional dengan sistem CBT bukannya tanpa masalah, karena pemadaman listrik dan jumlah komputer yang terbatas menjadi kendala utama.
Karena itu 464 peserta ujian nasional dari SMKN 1 Nganjuk terpaksa harus dibagi dalam tiga gelombang. “Kami siapkan lima ruang dengan seratus enampuluh perangkat komputer termasuk cadangan untuk 464 peserta yang terbagi dalam tiga gelombang,” ujar Kepala UPT SMKN 1 Nganjuk, Dani Hendarto.
Kondisi tersebut dikatakan Dani Hendarto, karena terbatasnya perangkat komputer, 464 peserta UN CBT ini dibagi menjadi 3 gelombang. Satu gelombang memakan waktu hingga 2 jam. Sehingga diperkirakan sore hari ujian baru selesai. “Setiap gelombang makan waktu 2 jam  sehingga jika 3 gelombang pelaksanaan ujian nasional di SMKN 1 Nganjuk hingga pukul 16.00,” terang Dani Hendarto.
Dalam pelaksanaannya, kata Dani, masih banyak peserta yang khawatir apabila sewaktu-waktu terjadi kendala teknis pada perangkat komputer maupun pemadaman listrik. Hal itu dianggap wajar karena ujian nasional berbasis komputer baru pertama kali dilaksanakan. Namun, pihaknya yakin murid SMKN 1 Nganjuk dapat menyelesaikan dengan baik. “Anak-anak sudah terlatih mengerjakan soal dengan komputer, memang kekhawatiran itu ada, maklum baru pertama kali ujian nasional berbasis komputer dilaksanakan,” jelasnya.
Namun demikian, panitia ujian Nasional juga sudah mengantisipasi jika kondisi terburuk terjadi. Maka pihak panitia ujian nasional telahp menyiapkan soal secara manual. Karena oleh Dinas Pendidikan dan Olahraga Daerah Kabupaten Nganjuk, menyiapkan soal cadangan. “Kita gunakan soal ujian seperti yang lainnya dan dikerjakan secara manual,” papar Dani Hemdarto.
Kekhawatiran terjadi error pada sistem online ini dirasakan juga oleh peserta ujian. Diantaranya adalah Safitri, murid SMKN 1 Nganjuk jurusan multimedia. Kesiapan murid SMKN 1 Nganjuk dalam melaksanakan ujian nasional dengan sistem CBT telah dilakukan saat melakukan latihan mengerjakan soal-soal dalam try out. Para peserta tidak pernah mengalami kendala apapun. “Susahnya kalau sewaktu-waktu terjadi error pada komputer atau listrik padam, kami pasti akan terganggu konsentrasinya,” kata Safitri.
29 Tak Ikut UN
Sementara itu, di hari pertama ujian nasional (UN) SMA sederajat di kabupaten Sumenep, sebanyak 29 siswa tidak ikut ujian. Mereka tidak ikut UN lantara drop out. Dari 29 siswa yang tidak ikut ujian itu mayoritas berada di sekolah wilayah daratan, sedangkan untuk wilayah Kepulauan masih belum ada laporan.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Sumenep, Nurul Hamzah mengatakan, di hari pertama UN SMA sederajat dilaporkan sebanyak 29 siswa tidak ikut UN.  Dari 29 siswa itu di antaranya 7 orang siswa SMA, 5 orang MA dan SMK sebanyak 17 orang siswa. “Total ada 29 siswa yang tidak ikut UN dihari pertama. Mereka dari sekolah SMA sederajat didaratan semua, tidak ada yang dari kepulauan,” kata Nurul Hamzah, Selasa (14/4).
Nurul Hamzah menerangrkan, hingga hari kedua UN SMA, belum ada laporan yang masuk ke Disdik perihal adanya siswa yang tidak ikut UN sakit sakit atau selain dari drop out. Baik untuk wilayah daratan maupun kepulauan. “Belum ada siswa yang tidak ikut UN karena sakit. Kalau pun ada nanti harus ada ujian susulan,” terangnya.
Ditambahkan Nurul Hamzah, dihari kedua pelaksanaan UN SMA, belum ada laporan adanya yang tidak ikut UN yang disebabkan sakit. “Di hari kedua belum ada laporan yang adanya siswa yang tidak ikut, selain yang drop out itu,” katanya.
Ia menyampaikan, untuk pengembalian LJK bagi SMA, MA dan SMK sederajat wilayah daratan sudah tuntas dihari pertama juga, sementara untuk LJK bagi sekolah Kepulauan masih belum sama sekali karena harus disesuaikan dengan jadwal kapal.
“Pengembalian LJK untuk daratan sudah tuntas untuk pelaksanaan UN di hari pertama, tapi untuk sekolah diwilayah Kepulauan memang belum disetor karena kan harus menyesuaikan dengan jadwal kapal. Dan sementara tetap disimpan di Mapolsek masing-masing kecamatan/kepulauan,” tegasnya.
Peserta UN untuk SMA swasta dan negeri sebanyak 4.199 siswa, SMK 1.162 siswa, MA 5.588 siswa, SMA LB 4 siswa, paket C sebanyak 1.471 siswa. Mereka tersebar di 130 lembaga sekolah penyelenggara, di 696 ruang.
Di Ruang Sat Narkoba
Sementara itu, salah satu siswa inisial SMB (20) pelajar Sekolah Menengah Kanjuruan Negeri (SMKN) 2 Sampang, asal Desa Gunung Eleh Kecamatan Kadungdung Sampang,  harus mengikuti Ujian Nasional (UN) 2015 di ruang penyidikan Narkoba Polres Sampang. Hal ini karena sebulan yang lalu SMB kedapatan membawa barang terlarang jenis sabu.
Pantuan di Mapolres Sampang, Selasa (14/4) meski mendapat penjagaan oleh anggota Sat narkoba Polres setempat, tersangka yang didampingi oleh dua guru sekolah terlihat khidmat mengerjakan soal UN.
Kapolres Sampang AKBP Yudo Nugroho Sugianto melalui Kasat narkoba Polres Sampang AKP Syaiful Anam saat dikonfirmasi menyebutkan, tersangka harus berurusan dengan kepolisian karena kedapatan membawa sabu-sabu seberat 0,24 gram, di Desa Moktesareh, Kecamatan Kedungdung, Sampang pada (20/3) lalu. “Karena perbuatan nya tersangka dijerat dengan pasal 114 ayat 1 dan sub pasal 112 no 35 UU RI tahun 2009, tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun penjara,” katanya.
Namun karena tersangka masih duduk di bangku sekolah SMKN, kami pihak kepolisian masih memberikan kesempatan mengikuti UN meski harus dilakukan di ruang sat narkoba Polres Sampang dengan pengawalan anggota dan guru sekolah setempat.tambahnya. [ris,sul,lis]

Tags: