Universitas Airlangga Surabaya di Posisi 171 Perguruan Tinggi se-Asia

unairNaik 19 Peringkat Berkat Academic Reputation
Surabaya, Bhirawa
Lembaga pemeringkatan perguruan tinggi Quacquarelli Symonds telah merilis peringkat perguruan tinggi se-Asia dalam bentuk Asian University Ranking (QS-AUR). Dalam peringkatnya, Universitas Airlangga (Unair) harus puas berada di peringkat ke 171.
Kendati cukup jauh, peringkat ini merupakan pencapaian yang lumayan karena terjadi peningkatan. Peringkat Unait naik 19 angka dari tahun sebelumnya yang berada di posisi 190. Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan Unair Prof Badri Munir Sukoco mengaku bersyukur. Meski demikian, Badri mengatakan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi Unair.
Badri mengatakan, berdasarkan hasil dari pemeringkatan itu, akademik reputasi Unair terhitung tinggi di Asia. Sayangnya, penilaian itu belum diikuti oleh indikator-indikator yang lain. “Unair ada lonjakan nilai di academic reputation 10 poin. Sayang, indikator ini bobotnya hanya 30 persen. Yang masih jadi masalah adalah kinerja,” ujar Badri.
Kinerja yang dimaksud meliputi beberapa penilaian. Seperti jumlah paper yang dihasilkan dosen di masing-masing fakultas, jumlah dosen yang telah menempuh studi S-3, serta jumlah mahasiswa asing yang belajar di Unair. “Paper per fakultas, staf bergelar PhD, dan inbound student ini yang harus kita tingkatkan,” ujar dosen yang baru dikukuhkan sebagai profesor itu.
Dalam kesempatan itu Badri menghimbau agar para dosen yang sedang menempuh studi S-3 agar segera lulus dan kembali mengabdi di Unair. Sementara yang belum menempuh studi S-3, diharapkan untuk segera.
Badri menegaskan, Unair termasuk lambat dalam menggenjot publikasi pada jurnal terindeks Scopus. Sebab, kampus-kampus lain sudah lebih dulu melakukan salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi ini. “Unair baru mulai 2015 lalu meminta dosennya melakukan publikasi Scopus. Sebelumnya tidak. Padahal kampus-kampus lain sudah lebih dulu,” ungkap Badri.
Pada 2014 silam, publikasi dosen Unair yang tereindeks Scopus masih dalam angka 111. Angka itu terus mengalami kenaikan yang signifikan. Terhitung per 12 Oktober lalu, ada 286 publikasi yang terindeks Scopus.
Menyiasati poin UNAIR agar mendapatkan penialaian yang tinggi dalam bidang publikasi, Badri menyarankan agar para dosen menggandeng dosen dan akademisi lintas kampus bahkan lintas negara. Sebab menurutnya, saat ini dosen-dosen Unair masih melakukan penelitian bersama rekan sesama Unair.
“Kalau kita ikut yang kompetitif, misalnya hibah kerjasama luar negeri, penelitian strategis nasional (PSN), itu akan jauh lebih bagus. Karena kita bisa bekerjasama dengan peneliti dari negara lain, dan publikasi akan meningkat,” pungkasnya. [tam]

Tags: