Unair Miliki 207 Gubes Aktif

Kukuhkan Empat Guru Besar dari Tiga Bidang Keilmuan Berbeda
Surabaya, Bhirawa
Kembali dikukuhkan empat guru besar, Universitas Airlangga (Unair) dan kini mempunyai 207 guru besar aktif. Sementara sejak berdiri pada tahun 1954, Unair telah melahirkan guru besar sebanyak 499 orang. Keempat guru besar itu berasal dari tiga bidang keilmuan yang berbeda. Yakni Prof Dr Ida Bagus Narmada drg Ap Ort (K) dan Prof Dr Tamara Yuanita drg MS Sp KG (K) dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG). Kemudian Prof Dr Hendy Hendarto dr Sp OG (K) dari Fakultas Kedokteran (FK), serta Prof Junaidi Khotib SSi MKes PhD Apt dari Fakultas Farmasi (FF).
Rektor Unair, Prof Moh Nasih menuturkan, menjadi guru besar merupakan bagian dari raihan atas pilihan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Terlebih jalan dari setiap tenaga pendidik terutama dosen adalah menjadi guru besar yang sudah memiliki tanggung jawab atas ilmunya.
“Menjadi guru besar harus memiliki inovasi di era Revolusi Industri 4. 0. Inovasi ini juga harus diimbangi dengan nilai humaniora yang dimiliki setiap guru besar,” ungkapnya.
Prof Nasih menilai pengukuhna kli ini terasa istimewa. Sebab para guru besar ini mampu menggunakan pendekatan ilmu lain untuk memudahkan penelitian. ”Sikap inilah yang harus ditekankan kepada para guru besar agar senantiasa memberikan solusi secara berkelanjutan,” tambah dia.
Dengan bantuan ilmu bidang lain, diharapkan para guru besar mampu menjawab tantangan dimasa yang akan datang. Keempat guru besar itu dalam pengukuhannya meneliti beberapa permasalahan milenial yang dapat diatasi. Sesuai dengan bidangnya, para guru besar itu memaparkan hasil penelitiannya kepada para audien.
Prof Ida Bagus Narmada dari Fakultas Kedokteran Gigi dalm pengukuhannya menjabarkan terkait perawatan maloklusi era milenial seperti CBT hingga 3D intra oral scanner mampu mendiagnosis dan perawatan ortodonti. Kemudian Prof Tamara Yuanita yang juga dari Fakultas Kedokteran memaparkan penelitiannya tentang ekstrak limbah buah coklat yang mampu memperbaiki disinfeksi saluran akar gigi.
Sedangkan Prof Hendy menjabarkan, tentang solusi bayi tabung sebagai teknologi mengatasi masalah infertilitas dimasa depan. Serta sebagai penutup, Prof Junaidi memaparkan rekayasa pengembangan produk Erythropoietin yang aman dan bermutu bagi masyarakat. [ina]

Rate this article!
Tags: