UNBK 2016 SMP Sangat Minim di Sidoarjo

Bupati Sidoarjo H Saiful Ilah SH MHum didampingi Kadis Pendidikan Kab Sidoarjo Drs H Mustain Baladan MPdi dan Presdir Maspion Group DR Alim Markus  saat meninjau pelaksanaan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) tingkat SMP di Singapore National Academy (SNA) di Raya Pepelegi Pondok Maspion Waru Kec, Sidoarjo,Senin (9/5). [trie diana/bhirawa]

Bupati Sidoarjo H Saiful Ilah SH MHum didampingi Kadis Pendidikan Kab Sidoarjo Drs H Mustain Baladan MPdi dan Presdir Maspion Group DR Alim Markus saat meninjau pelaksanaan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) tingkat SMP di Singapore National Academy (SNA) di Raya Pepelegi Pondok Maspion Waru Kec, Sidoarjo,Senin (9/5). [trie diana/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa.
Perkembangan SMP negeri maupun swasta yang bisa mengikuti UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) 2016 sangat minim sekali. Dari 166 SMP di wilayah Sidoarjo ternyata hanya lima sekolah saja bisa mengikuti UNBK.
Dari lima sekolah itu adalah dari SMPN 1 dan SMPN 2 Sidoarjo, SMP PGRI 1 Buduran, SMP Kristen Petra 4 dan SMP Singapore National School, Waru Sidoarjo. Kondisi ini tentunya terkait masalah anggaran, untuk melaksanakan UNBK yang menggunakan sarana dan prasarana komputer biayanya tidak sedikit.
Menurut Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah SH usai Sidak pelaksanaan  UN/UNBK 2016 untuk SMP, Senin(9/5) kemarin, belum banyak sekolah swasta yang mampu untuk beli komputer sendiri, sementara untuk sekolah negeri dan bantuan ke swasta, dan diminta Kepala Dindik segera merancang anggaran dan segera diajukan.
Sekolah yang di Sidak Bupati Saiful Ilah bersama Wakil Bupati Nur Ahmad Syaifuddin, Kapolres AKBP Anwar Nasih, serta Ka Dindik Mustain Baladan kemarin adalah di tiga SMP yakni SMPN 4 Waru, MTs Gedangan dan  SMP Singapore National School, Waru Sidoarjo.
Bupati juga meminta untuk mengevaluasi kekurangan fasilitas pendidikan, utama komputer. Evaluasi itu nantinya akan menentukan besaran pengajuan anggaran Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) 2016.
Bupati yang akrab disapa Abah Ipul ini menegaskan, setelah pelaksanaan UN Dindik diharapkan segera mengevaluasi kekurangan fasilitas. Termasuk kebutuhan fasilitas UNBK baik untuk tingkat SMP maupun SMA.
”Fasilitas pendidikan menjadi sasaran prioritas di masa pemerintahannya. Selain pembenahan ruang kelas rusak, pemenuhan fasilitas lainnya juga sangat penting. Maka UN harus ada evaluasi. Jika ditekankan pada UNBK, bagaimana caranya bisa memiliki banyak computer,” katanya.
Kedepan, pihaknya akan meminta laporan dari Dindik terkait besaran PAK yang diajukan. Jika anggaran yang diajukan sesuai dengan kebutuhan dan mendesak, dipastikan akan langsung disetujui. ”Pokoknya kebutuhan pendidikan dan kesehatan akan kita prioritaskan,” tegas Saiful Ilah usai Sidak UNBK.
Sedangkan menurut, Kepala Dindik Sidoarjo Mustain Baladan mengatakan, pada 2016 jumlah anggaran yang diterima dari APBD sebesar Rp288 miliar. Jumlah yang minim itu belum bisa mengcover kebutuhan fasilitas sekolah. Termasuk pelaksanaan UNBK yang baru diselenggarakan oleh 32 untuk SMA dan lima untuk SMP.
Kabid Pendidikan Menengah, Tirto Adi juga menambahkan, dalam PAK nanti Dindik menargetkan ada penambahan dua kali lipat pengguna komputer dalam UN. ”Sehingga pada UN 2017 nanti, siswa yang menggunakan sistem UNBK bisa bertambah. Terkait anggaran yang diajukan berapa kami masih hitung,” terang Tirto Adi. [ach]

Tags: