UNBK Nunut Server Tetap Beli Sendiri

Foto: ilustrasi

Ijazah Kejar Paket Tak Lagi Disahkan Kepala Dinas
Surabaya, Bhirawa
Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tidak lagi hanya milik siswa di sekolah formal. Warga belajar (WB) di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) se-Surabaya tahun ini juga akan mulai ujian menggunakan komputer. Kendati nunut ke sekolah formal, persiapan yang harus dilakukan PKBM sendiri tidak bisa dikatakan ringan.
Ketua Forum PKBM Surabaya Imam Rochani menuturkan seluruh lembaga diminta menggelar ujian kejar paket dengan UNBK oleh Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya. Sayangnya, permintaan itu justru membuat kerepotan penyelenggaran pendidikan non formal. Sebab, lembaga PKBM harus menanggung beban biaya yang lebih besar untuk ujian.
“Awalnya dinas mengatakan tidak ada biaya yang dibebankan PKBM. Tapi ternyata kita diminta untuk membeli server sendiri, meskipun ujiannya nunut di sekolah formal,” terang Imam saat dikonfirmasi, Selasa (28/3).
Karena tidak mampu membeli server, lanjut Imam, untuk PKBM-nya sendiri diakali dengan membeli hardisk 1 tera. Dengan jumlah WB sebanyak 279, PKBM Budi Utama miliknya harus menyiapkan 11 hardisk. “Kita sendiri tidak berani meminta tambahan biaya ke WB. Karena mereka pasti juga tidak mau,” terang Imam.
Tidak hanya server yang menjadi beban PKBM dalam penyelenggaraan UNBK, tenaga proktor dan teknisi juga akan menjadi beban baru bagi mereka. Karena tenaga proktor dan teknisi dalam ujian akan dibayar secara mandiri oleh PKBM. “Kita mampunya membayar Rp 125 ribu per hari masing-masing untuk proktor dan teknisi. Itu dikalikan enam hari dengan simulasi, belum konsumsi, kebersihan dan keamanan yang juga harus kita keluarkan,” terang dia.
Selain persiapan sarana, Imam mengakui pelaksanaan UNBK juga cukup menyulitkan WB. Khususnya mereka yang usianya di atas 50 tahun. Hasil evaluasi pada simulasi 25-26 Maret lalu, WB dengan usia di atas 50 tahun sering mengalami error saat mengerjakan karena salah memahami instruksi sistem. “Solusinya kita minta proktor dan teknisi untuk memberi perhatian khusus. Masalahnya, orang tua-tua kalau tidak bisa tidak mau tanya, mereka diam saja,” lanjut Imam.

Rate this article!
Tags: