UNBK SMP Tak Perlu Menggabung ke SMA/SMK

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya Tambah 3 Ribu Unit Komputer
Dindik Surabaya, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya tetap optimistis tahun depan akan dapat kembali menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara keseluruhan. Khususnya untuk jenjang SMP yang masih menjadi wewenang kabupaten/kota.
Kepala Dindik Surabaya Ikhsan menuturkan skema pelaksanaan UNBK secara teknis masih tetap seperti tahun ini. Pihaknya yakin, sekolah-sekolah jenjang SMP akan dapat menyelenggarakan sendiri tanpa perlu menggabung ke SMA/SMK seperti pengalaman UNBK tahun ajaran 2015/2016. “Polanya masih sama, apakah menggunakan bantuan laptop milik siswa, sekolah satu rumpun atau SMP terdekat,” terang Ikhsan ditemui, Rabu (21/12).
Selain itu, Dindik Surabaya juga tetap menyiapkan testing center jika dengan ketiga pola tadi belum bisa mengatasi kebutuhan UNBK SMP.
Berbekal pengalaman dua kali penyelenggaraan , Ikhsan yakin sekolah, guru dan siswa sudah siap menyambut UNBK tahun ajaran 2016/2017 mendatang. Karena meskipun sempat dikabarkan ada rencana moratorium, para siswa dan sekolah terus mempersiapkan diri. “Ada UN atau tidak siswa tetap belajar seperti biasa. Sekolah juga terus siap-siap,” terang Ikhsan.
Mantan kepala Bapemas dan KB Surabaya itu memastikan, kesiapan dari segi sarana prasarana akan maksimal tahun depan. Sebab, dari pemkot sendiri akan mengadakan 3 ribu unit komputer untuk sekolah-sekolah. Di sisi lain, pihaknya juga tengah berkonsultasi dengan Kemendikbud agar teknis UNBK dapat lebih efisien. Misalnya penggunaan server yang semula hanya boleh satu server satu sekolah.
“Sudah ada sinyal positif, kemungkinan satu server akan diperbolehkan untuk digunakan lebih dari satu sekolah. Dengan cara seperti ini, pelaksanaan UNBK akan lebih mudah,” katanya.
Anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti membenarkan, tahun depan pengadaan komputer telah disiapkan anggaran sebesar Rp 26,5 miliar. Itu digunakan baik untuk komputer klien maupun server. “Sebenarnya alokasinya tidak hanya untuk SMP, melainkan SMA/SMK juga. Tapi kalau wewenangnya tidak diserahkan ke Pemkot Surabaya lagi mungkin akan difokuskan untuk SMP secara keseluruhan,” terang dia.
Dengan penambahan 3 ribu unit komputer, Reni yakin kebutuhan UNBK untuk SMP akan lebih mudah tercukupi. Kendati dari Dindik Surabaya juga tetap mengalokasikan anggaran Rp 1,5 miliar untuk testing center. “Anggaran ini untuk antisipasi saja. Tahun ini anggaran itu juga tidak terpakai,” terang dia.
Reni berharap, Dindik Surabaya tidak sebatas menambah perangkat komputer baru untuk sekolah negeri. Melainkan mendata lebih spesifik seluruh kebutuhan UNBK baik untuk SMP negeri maupun swasta. Kalaupun tidak bisa melakukan pengadaan komputer untuk sekolah swasta, setidaknya mereka bisa meminjam. “Sehingga penambahan sarana prasarana itu nantinya benar-benar untuk sekolah yang paling membutuhkan,” terang dia.
Di sisi lain, Reni juga berharap adanya evaluasi terhadap pola UNBK yang menggunakan laptop siswa. Sebab, pengalaman UNBK tahun ini yang kerap mengalami trouble adalah komputer klien yang dipinjam dari siswa. “Spesifikasi laptop harus benar-benar dicek,” pungkas dia. [tam]

Tags: