Unesa Rintis Desa Pancasila di Jatim

Mahasiswa dan dosen Unesa dalam deklarasi penguatan Pancasila. Kegiatan ini menggandeng masyarakat Desa Sombong Dukuh, Jombang.

Gelar KKB hingga Deklarasi dan Pendirian Monumen Pancasila
Surabaya, Bhirawa
Keinginan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dalam mewujudkan Desa Pancasila mulai terealisasi. Hal itu terlihat lewat Kursus Kader Kebangsaan (KKB) jilid II yang diselenggarakan di Desa Mitra, yakni Desa Sambong Dukuh, Kabupaten Jombang pada 18 September lalu.
Menurut Penanggung Jawab Kegiatan, Dr Bambang Sigit Widodo MPd, peserta kader kebangsaan merupakan mahasiswa yang mayoritas generasi Z. Tujuannya, untuk menanamkan nilai – nilai Pancasila dan memperkuat karakter mahasiswa sebagai generasi bangsa. Selain itu, juga untuk mewujudkan mahasiswa yang pandai berkontribusi untuk bangsa dan negara.
“Jadi pelatihan ini, dilakukan di dalam kelas, juga di luar kelas. Peserta terjun dan berkontribusi langsung ke masyarakat,” ujarnya.
Di lapangan peserta akan menjalankan tugasnya sebagai kader kebangsaan yang berfokus pada penguatan nilai – nilai Pancasila di tengah masyarakat. Dalam hal ini masyarakat Desa Sombong Dukuh, Kabupaten Jombang.
Bambang menyebutkan, adapun jenis kegiataannya lewat tim KANIRA (Kader Anti Intoleransi dan Radikalisme) melalui kegiatan dialog, refleksi dan aksi gotong royong yang melibatkan berbagai elemen masyarakat setempat.
“Ada pendeta dari GKJW dan GKI Komunitas Gusdurian Jombang, dan Komunitas GENRE. Juga, ada Kholil Habsyi selaku ketua BPD, perangkat desa, mahasiswa hingga pemuda IPNU-IPPNU setempat. Total ada sekitar 60 peserta,” jelas dia.
Sementara narasumber dari Unesa, kata Sigit, Iman Pasu Marganda Hadiarto Purba SH MH yang merupakan dosen Unesa. Pada kesempatannya memaparkan tentang toleransi dan keberagaman, serta ancaman radikalisme, intoleransi hingga cara antisipasi serta solusi konflik di tengah masyarakat.
“Indonesia ini kan beragam dan ini adalah anugerah. Tugas kita bukan mempersoalkan perbedaan, tetapi sama-sama saling menghargai dan mengelola perbedaan itu menjadi kekuatan dalam membangun masyarakat dan bangsa,” ujarnya.
Kepala Desa Sambong Dukuh, Khoirur Rozikin, menyambut baik kegiatan inni dan berharap kegiatan itu bisa berlanjut ke depannya, karena sangat penting dalam merawat kesatuan dan persatuan masyarakat di desa. ”Saya berharap, Desa Sambong Dukuh bisa menjadi Desa Pancasila. Karena itu kita perlu kerja sama dan terus melakukan yang terbaik ke depannya,” ucapnya.
Selain dialog dan diskusi, peserta kader kebangsaan juga mengadakan refleksi bersama pemuda, serta mengevaluasi kondisi kehidupan masyarakat di Sambong Dukuh. Hampir seluruh elemen masyarakat yang hadir menyuarakan pendapatnya soal toleransi di desa itu. Pada kesempatan itu juga, warga dan berbagai komunitas sepakat untuk terus berkolaborasi untuk mewujudkan Desa Pancasila.
Ke depannnya, tepatnya pada Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober, Unesa bersama perangkat desa dan berbagai elemen masyarakat akan mengadakan deklarasi Desa Sambong Dukuh sebagai rintisan Desa Pancasila yang ditandai dengan rencana pendirian monumen Pancasila. Unesa akan terus melakukan pendampingan lewat berbagai program untuk mewujudkan desa-desa Pancasila di berbagai daerah. [ina]

Rate this article!
Tags: