Unesa Sebar 2.900 Calon Guru ke 15 Daerah

kampus UnesaUnesa, Bhirawa
Para calon guru yang lulus dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tak cukup hanya berbekal teori mengajar. Mereka akan dihadapkan dengan fakta di lapangan, mengajar secara langsung menggunakan metode lesson study.
Rektor Unesa Prof Warsono menjelaskan, tahun ini ada 2.900 calon sarjana pendidikan yang akan disebar ke 15 daerah di Jatim, dua sekolah Indonesia di luar negeri dan satu sekolah internasional di Jakarta. Mereka akan mengikuti Program Pengelolaan Pembelajaran (PPP).
“Guru membutuhkan empat kompetensi sesuai standar yang ada. Kompetensi pedagogik, profesional, keprobadian dan sosial,” tutur Warsono ditemui di Kampus Unesa Lidah Wetan, Kamis (14/7).
Untuk mencapai itu, mahasiswa perlu mengikuti PPP. Selain itu, PPP bisa memberi masukan baru dalam dunia pendidikan sebagai hasil temuan dan kajian dilapangan. “Kami LPTK tidak ingin hanya menjadi pengguna kebijakan pendidikan,” tambahnya.
Dalam program ini, mahasiswa bisa menerapkan ilmu yang didapatkan selama kuliah sebagai acuan dalam pengajaran. Meskipun sering terjadi benturan dalam pengajaran dengan guru yang lebih mapan di sekolah yang dituju.
” Untuk itu ada guru pamong yang mendampingi dan menjadi teman diskusi. Kami harap bisa muncul ide baru mahasiswa dalam pengajaran,” lanjutnya.
Warsono menjelaskan, pola lesson study yang diterapkan dengan menggunakan banyak guru untuk satu pelajaran memang tidak mungkin diterapkan di sekolah negeri atau swasta. Sehingga dengan datangnya mahasiswa Unesa diharapkan bisa mendekati dengan  siklus  lesson study.
“Mahasiswa kami harus bisa mengembangkan pembelajaran dengan mengajak berfikir kritis peserta didik,” kata dia. Selain itu, Warsono berharap ada inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran yang selanjutnya bisa diterapkan sekolah. Selain pembelajaran inovatif, penekanan dalam PPP ini terkait budaya literasi.
Sementara itu, kepala LPPM Unesa Ismet Basuki menjelaskan, program ini tak hanya dilakukan di Jatim. Karena sejumlah mahasiswa juga dikirim mengajar di Singapura dan Malaysia. Mereka akan mengajar sekolah yang dibawah naungan kedutaan besar Indonesia. Program ini dimulai 18 Juli hingga 9 Desember mendatang.  “Mereka akan praktek selama tujuh minggu. Enam minggu di lapangan, satu minggu di kampus,” pungkasnya. [tam]

Tags: