Unesa Tetapkan Artikel Ilmiah pengganti Skripsi

Kepala Humas Unesa Vida Maya Setianingrum (berkerudung) dalam seminar trauma healing penanganan Covid-19

Surabaya, Bhirawa
Pencegahan penyebaran Corona Virus atau Covid-19 terus dilakukan di institusi pergurun tinggi. Usai meliburkan kegiatan perkuliahan tatap muka dan menggantinya menjadi pembelajaran daring. Kali ini, di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) misalnya, mengeluarkan kebijkan baru terkait pengelolaan skripsi pada semester genap di tahun ajaran 2019/2020 menjadi artikel ilmiah.
Kepala Humas Unesa, Vinda Maya Setianingrum menuturkan kebijakan ini tertuang melalui surat edaran Rektor nomor B/17447/UN38/HK.01.01/2020 yang merupakan bentuk komitmen kampus dalam menerapkan physical distancing atau jarak fisik sebagai upaya dalam pencegah penyebaran Covid-19.
“Kemaren (Rabu) rapat lagi antara Rektor, Warek dan jajaran dekan untuk memutuskan pengelolaan skripsi. Kalau di edaran awal masih bisa dilakukan online dalam pengambilan data dan lain-lain,” ungkapnya pada Bhirawa, Kamis (2/4).
Namun, lanjut dia mengingat penyebaran virus semakin meningkat maka output skripsi berupa artikel ilmiah. Kebijakan ini dikhususkan bagi mahasiswa di semester genap yang mengambil skripsi.
“Hari ini (Kamis siang) masing-masing fakultas melakukan rapat untuk membahas skema yang akan diterapkan. Pasalnya penyusunan artikel ilmiah ini akan menjadi kendala di jurusan yang membutuhkan peran masyarakat, ujicoba dan eksperimen,” jabar dia.
Misalnya saja, di Fakultas MIPA, Jurusan Seni dan Fakultas Ilmu Olahraga. Menurut Vinda, untuk fakultas ilmu sosial perubhan skripsi menjadi artikel ilmiah ini tidak berpengaruh. Karena data dna penelitian bisa melakukan google form untuk mendapat responding.
“Namun untuk FMIPA yang ada ujicoba, ekperimen, lab dan sebagainya, salah satu diantaranya bisa menggunakan simulasi. Yang berdampak juga di fakiltas Ilmu pendidikan karena harus membuat perangkat pembelajaran yang harus diimplementasikanke siswa dan guru. Dan sejak kasus ini muncul kegiatan berhenti,” kata dia.
Solusinya, hanya sampai di tahap pembuatan perangkat pembelajaran. Untuk ujicoba tidak digunakan. “Lebih pada penggantian metode seperti data primer diganti sekunder. Yang penting kaidah keilmuan dan keilmiahan tetap,” imbuh dia.
Sedangkan untuk fakultas teknis seperti jurusan informatika juga sampai di tahap pembuatan aplikasi. Untuk selanjutkan akan disimulasikan di hadapan dosen pebimbing dan tiga dosen ahli (valigator) sebagai pengganti implementasi aplikasi yang dibuat.
“Yang bermasalah ini di pengambilan data, karena banyak mahasiswa juga belum melakukan pengambilan data. Jadi skema ini yang akan dibahas masing-masing fakultas,” urainya.
Vinda menambahkan jika kebijakan ini akan berlaku hingga Juni mendatang atau diakhir semester genap. Setelah itu pihaknya akan membahas kebijakn lanjutan dengan melihat perkembangan penyebaran Covid-19.
Sementara itu, Dekan FMIPA Unesa Prof Madlazim menuturkan untuk penulisan artikel ilmiah di fakultasnya ada empat skema yang bisa dilakukan mahasiswa apabila belum memiliki data untuk penelitian. Pertama, bisa study pustaka dalam poin ini mahasiswa tidak dihruskan untuk melakukan eksperimen melainkan melakukan analisa. Kedua, mahsiswa bisa menggunakan data sekunder yang sudah diperoleh oleh dosen pebimbingnya. Ketiga, mahasiswa bisa mendapatkan data sekunder milik orang lain asal mendapat ijin.
“Karena skripsi ini merupakan latihan penelitian. Jadi mereka bisa memilih skema mana yang akan digunakan. Apalagi ini kondisinya siaga Covid,” ujar dia.
Terakhir, sambung dia, bisa menggunakan data praktikum karena mereka sebelumnya telah melakukan praktikum. Namun Dosen pebimbing memberi kewenangan apakah layak untuk diangkat dalam artikel ilmiah,” ujar dia.
Hal tersebut, jug berlaku di jurusan Pendidikan. Karena, beberapa mahasiswa sebelumnya, selama siaga bencana ada mahasiswa yang mengajar praktek mengajar secara online dan tes online juga dibolehkan.
“Dengan adanya kebijakan ini tidk ada kesulitan bagi kami. Justru tujun kita ya memberi kemudahan kepada mahasiswa. Jangan sampai study mahasiswa terhambat,” pungkasny. [ina]

Tags: