Unggulkan Aplikasi AIS ITS, Torehkan Academic Leader 2019

Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc

Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc
Konsisten di bidang Ilmu Kemaritiman hingga menghasilkan berbagai produk inovasi, mengantarkan sebagai pemenang pertama Academic Leader 2019.
Salah satu produk inovasi yang menjadi unggulannya adalah Automatic Identification System ITS (AIS ITS). Yaitu sebuah sistem aplikasi peringatan terhadap bahaya – bahaya yang mungkin terjadi pada instalasi laut. Aplikasi ini didesain untuk melakukan pencegahan terhadap objek pipa bawah laut, kabel bawah laut dan platform bawah laut.
“Aplikasi ini (AIS ITS) memungkinkan kita untuk memonitor dan memberikan peringatan pada kapal. Dan ini sudah dipasang di Pulau Jawa Utara untuk memonitor minyak dan gas,” terang Guru Besar ITS Bidang Keandalan dan Keselamatan Maritim ITS ini.
Selain Pulau Jawa Utara, alat ini juga telah terpasang di Selat Madura, Tuban, Balongan, Jakarta, Banten dan Semarang. Prof Ketut menekankan, dalam pembuatan inovasi, bagaiman bagaimana AIS ITS dikembangkan, ditingkatkan, hingga berhasil dikomersialisasikan. Dan bisa digunakan di perairan Indonesia.
Lebih lanjut dijelaskan, dengan berhasil dikomersialisasikan produk ini akan meningkatkan potensi produk itu untuk digunakan dalam industri. AIS ITS sendiri sudah mulai diteliti sejak tahun 2007 melaui hibah peralatan dari Kobe University. Sehingga pria kelahiran Singaraja Bali ini diberikan kesempatan untuk join research dengan beberapa perguruan tinggi. seperti Tokyo University, Osaka University dan dua perguruan tinggi Turki dan Malaysia.
“Saat dan tim memilih topik keselamatan di dunia kemaritiman khususnya di sistem kapalnya,” katanya.
Dalam penelitian ini Prof Ketut juga didukung Kemenristekdikti untuk pengembangannya. Selain itu juga mendapat bantuan dari berbagai pihak seperti tenaga laboran di ITS, Science Technopark, Pusat Unggulan Iptek (PUI), hingga dukungan ITS sebagai institusi.
“Maka penghargaan ini sejatinya saya anggap diberikan untuk ITS dan tim, bukan untuk saya pribadi,” tuturnya merendah.
Pasalnya, selama proses pengembangan, pihaknya membagi dua tim, agar menghasilkan produk inovasi unggulan. Pertama tim Safety untuk pengembangan algoritma yang kemudian akan diterjemahkan oleh tim developer untuk pembuatan programnya.
“Saya bekerjasama dengan para mahasiswa saya. Itupun dari berbagai jurusan. Dan memang, penghargaan ini (Academic Leader) pantas untuk mereka,” tutur mantan Wakil Rektor IV ITS.
Ke depan, pihaknya berharap, sebagai institusi bagaimana pengembangan AIS ITS juga menjadi konsen bagi pemerintah sebagai regulasi dalam pengamanan instalasi laut. Di samping itu pihaknya juga menyoroti soal dualing time di pelabuhan yang masih sangat tinggi. bahkan di Asean, Indonesia terjelek untuk dualing time di pelabuhan. Sehingga Prof Ketut melakukan pengembangan aplikasi yang terintegrasi dengan CCTV atau radar.
“Karena saya pikir prospeknya besar. Kecelakaan kapal, aspek pelayanan kapal pelabuhan, isu lingkungan karena tumpahan minyak juga keselamatan pipa bisa kita jaga. Termasuk isu keamanan. Kami juga ada rencana memasang dua alat di Natuna dan Papua. Sehingga aspek keamanan ini menjadi penting dalam peningkatan keamanan di bidang kelutan kita,” pungkasnya.
Academic Leader Award sendiri merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti melalui Ditjen Sumber Daya Iptek Dikti. Ada tiga kategori utama yang dinominasikan yaitu Academic Leader untuk Dosen dengan Tugas Tambahan sebagai Rektor, Academic Leader untuk Dosen dengan Tugas Tambahan sebagai Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI), dan Academic Leader untuk dosen dalam berbagai bidang. [ina]

Tags: