UNICEF Apresiasi ORI – Difteri Serempak di Jawa Timur

Ekspresi Felix Agung Hevanda menahan sakit saat diimunisasi.

Surabaya, Bhirawa
Tepat satu bulan terselenggaranya Outbreak Response Immunization (ORI) – Difteri serempak di Jawa Timur, mendapat tanggapan dari pihak UNICEF. Kepala Perwakilan Unicef Jatim dan Jateng Arie Rukmantara mengungkapkan, jika terselenggaranya imunisasi ORI-Difteri yan dilakukan kemarin (28/2) di lingkungan St. Louis 1 Surabaya, merupakan simbol bahwa semua komponen di Jatim berkolaborasi dalam mendukung kesuksesan Ori-Difteri atau Imunisasi Hentikan KLB (IHK). Ia berpendapat, pihak St. Louis1 Surabaya, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi untuk menghentikan Difteri. Terlebih lagi, tambahnya, pihak sekolah memulai inisiatif untuk menjalin kerjasama dengan Puskesmas setempat dalam memvaksinasi 1200 siswa dalam satu hari.
“Itu inisiatif yang luar biasa yang kami apresiasi, dan saya yakin Dinas Kesehatan Provinsi dan Kota juga sangat berterimakasih dengan St. Louis” Tuturnya.
Sekali lagi, tekannya, ini merupakan contoh atas bawah menengah dalam berpartisipasi untuk IHK di Jatim.
Sejauh ini, diakuinya, bentuk dukungan yang diberikan UNICEF dalam penyuksesan IHK berupa komunikasi dan kepastian distribusi vaksin. Misalnya, jelasnya kalau ada 11 juta vaksin bahkan lebih yang disediakan oleh Pemerintah untuk seluruh anak-anak di Jatim.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga memastikan Jatim tetap menjadi contoh terbaik dalam pelaksanaan imunisasi. Karena tahun lalu paparnya, Jatim sukses dengan Campak Rubela menjadi tertinggi cangkupannya dan hari ini di berbagai wilayah di luar Jawa melakukan imunisasi Campak Rubela.
Sementara itu, Kepala Seksi Survelen dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Gito Hartono mengungkapkan jika per tanggal 27 lalu pihaknya sudah mencapai 65 persen dari sasaran. Ia menuturkan jika kegiatan IHK merupakan bentuk dari penghentian dan penurunan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang hanya bisa dilakukan dengan imunisasi. Ia menjelaskan bahwa untuk imunisasi KLB Difteri bisa dilakukan secara bersama-sama dengan sasaran usia satu tahun hingga 19 tahun kurang 1 hari.
“Semua lini, apapun itu profesinya jika usianya masuk dalam sasaran kami maka wajib melakukan imunisasi Difteri” Ungkapnya.
Kegiatan Ori-Difteri ini tuturnya merupakan kegiatan yang sangat penting. Di mana Kegiatan imunisasi Ori-Difteri bisa menghentikan kasus bahkan bisa menghilangkan difteri di Jatim, jika cakupannya diatas 90 persen.
“Kami berharap tidak hanya 90 persen, tetapi kami berharap 100 persen” harapnya.
Salah satu siswa St. Louis 1 Surabaya, Sharon Valencia mengungkapkan, pentingnya imunisasi ini bertujuan untuk mencegah ia dari penyakit Difteri yang dapat menyebabkan kematian.
“Saya tidak begitu mengetahui Difetri ini seperti apa, karena tidak ada sosialisasi sebelumnya dari sekolah. Saya hanya tahu bahwa Difteri ini menyebabkan kematian,” kata siswi kelas 11 Mipa ini. [ina]

Tags: