Unitomo Bantu Warga Tutur Pasuruan Kembangkan Ekonomi Kreatif

Rektor Unitono Surabaya, Dr Bachrul Amiq bersama Camat Tutur, Edy Supriyanto saat penghijauan di Tutur, Kabupaten Pasuruan, Minggu (13/8). [Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan menyimpan kekayaan alam dan potensi ekonomi yang cukup besar. Selain dikenal sebagai daerah sentra peternakan sapi perah di Jawa Timur, di daerah pegunungan dan berbukit ini juga dikenal sebagai dengan perkebunan apel serta berbagai tanaman serta buah-buahan seperti paprika dan bunga krisan. Namun, potensi yang sangat besar itu belum tergali secara maksimal. Sehingga membuat kalangan intelektual dari berbagai perguruan tinggi tergerak untuk membantunya.
Perguruan tinggi yang tergerak membantu pengembangan potensi warga Tutur ialah Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya.  Warga yang berada di kawasan Pegunungan Bromo Tengger diajak mengembangkan ekonomi kreatif dari potensi yang ada, yakni peternakan dan pertanian.
“Tak hanya keindahan alamnya, kawasan Tutur Nongkojajar menyimpan potensi peternakan sapi hingga pertanian,” papar Dr Bachrul Amiq, Rektor Unitono Surabaya, Minggu (13/8).
Kawasan Tutur sejak lama dikenal sebagai daerah sentra peternakan sapi perah di Jawa Timur dengan populasi sebanyak 18.200 ekor sapi. Tak hanya itu, Tutur juga dikenal sebagai dengan perkebunan apel yang luasannya mencapai 7.400 hektar lebih dan berbagai tanaman serta buah-buahan seperti paprika dan bunga krisan.
“Karena usaha warga tergantung kondisi alam, kami juga membantu dan mendampingi warga untuk memperhatikan lingkungannya. Termasuk juga kami ajak mereka untuk melestarikan hutan,” tambah Dr Bachrul Amiq.  Sebanyak 921 mahasiswa dari delapan fakultas Unitomo Surabaya, turun dan berbaur langsung dengan warga di 12 desa di Kecamatan Tutur.
“Untuk ekonomi kreatif, warga diajak mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan hasil peternakan maupun pertanian yang selama ini terbuang dan terabaikan. Sedangkan untuk lingkungan, warga diajak menanam pohon, termasuk juga warga diajak hidup bersih melalui sanitasi yang baik. Serta penataan administrasi pemerintahan desa,” tegas Dr Sulis Janu Hartati, Ketua LPM Unitomo.
Dalam kesempatan ini, sejumlah produk dari ekonomi kreatif yang dihasilkan warga bersama mahasiswa. Yakni yoghurt apel, krupuk dan kripik susu, masker kosmetik apel, nugget sayuran hingga lainnya.
Camat Tutur, Edy Supriyanto mengaku senang terhadap keberadaan kalangan intelektual di daerahnya. Karena, bisa mengembangkan ekonomi warga maupun bantuan pengelolaan administrasi pemerintahan desa. Keberadaannya diharapkan bisa mengubah perilaku kehidupan warganya.
“Kami sangat terbantu dalam pengembangan ekonomi kretaif. Hingga akhirnya warga bisa memaksimalkan usahnya. Keberadaan mahasiswa bisa merubah pola pikir dan perilaku warga dalam kehidupan sehari-hari,” kata Edy Supriyanto. [hil]

Tags: