Universitas Gajayana Kota Malang Siap Songsong Kampus Merdeka

Rektor Uniga Prof. Dr. Dyah Sawitri SE. MM, bersama
Wakil Rektor Bidang Akademik Gunadi, MT. PhD, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr Djuni Farhan.MSi, Dr Martaleni.,SE.,MM Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr Endang Suswati.MS Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya Prof Dr Ernani Hadiati MS Direktur Pascasarjana

kota Malang, Bhirawa
Kampus Merdeka kebijakan yang diusung Mendikbud Nadiem Makarim, menjadi tantangan tersendiri bagi kampus-kampus swasta di Malang. Pada unumnya mereka telah bersiap diri untuk mewujudkan kampus merdeka.
Rektor Universitas Gajayana (Uniga) Malang, Prof. Dr. Dyah Sawitri, SE.,MM, kepada Bhirawa, menyebut, pihaknya tidak ada persoalan dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
“Langkah itu, sangat bagus dan kami mendukung penuh kebijakan tersebut. Jadi bagi Uniga menghadapi kebijkan Mendikbud sudah sangat siap,”tuturnya, kepada Bhirawa Senin 24/2 kemarin.
Salah satu kebijakan itu adalah, mahasiswa cukup kuliah selama lima semester, ini sangat efektif untuk lebih mengenalkan meraka pada dunia kerja. Karena pada perkembangan teknologi seperti sekarang ini, tidak cukup jika hanya mahasiswa hanya kuliah di kampus saja.
“Mahasiswa harus mendapatkan wawasan luas ditempat lain, sehingga lulusan perguruan tinggi memiliki bekal yang cukup, agar mahasiswa matang dilingkungan dan praktek kerja  sesuai kompetensinya,”tutur wanita yang baru saja dilantik menjadi rektor Uniga untuk periode empat tahun kedepan itu.
Kampus Merdeka, kata dia bertujuan untuk membangun kemandirian. Membekali mahasiswa dengan pengetahuan, konstruksinya lebih kuat dari diri sendiri.
“Dengan konstruktif itu mahasiswa akan punya pengetahuan yang benar- benar mindsetnya ada pada dirinya sendiri, jadi kalau kami menyikapi perubahan perubahan itu dengan positif,”tambahnya.
Uniga Malang, tambah dia sudah menata diri untuk menghadapi tantangan Globalusasi  di ranah pendidikan tinggi. Makanya visi kampus merdeka dan merdeka dalam belajar sudah tidak ada persoalan bagi Uniga.
Ia menyampaikann perwujudan visi budaya mutu pendidikan tinggi berarati mewujudkan Good University Governance dengan membangun budaya mutu yang kuat.
“Perwujudan visi pertumbuhan dan inovasi pembelajaran, kelembagaan, sumberdaya dan tehnologi merupakan upaya merespon kebijakan Kampus Merdeka dan merdeka belajar dari Kemendikbud,”tambahnya.
Pihaknya juga menambahkan,  visi kemandirian ekonomi pada perguruan tinggi harus diwujudkan melalui pengembangan dan perolehan sumber-sumber  pembiayaan baru.
“Kita dituntut untuk menciptakan kegiatan-kegiatan yang mampu menjadi energizer percepatan kemandirian ekonomi. Tentunya ini harus didukung oleh seluruh  civitas akademika,”tukasnya.
Kampus lanjutnya, dituntut harus mampu bertindak cepat, tepat, efisien ,efektif ,rasional,ramah dan peduli terhadap kemajuan bersama.
“Komonikasi dan kerja sama yang baik harus terjalin. Prinsip melayani dengan hati, sepenuh hati dan tidak sesuka hati harus di pegang teguh oleh seluruh keluarga besar Uniga,”tambahnya.
Selain itu, lingkungan yang nyaman dan bersih dilengkapi dengan sikap yang selalu. disertai salam,senyum santun, smart dan jujur merupakan prasyarat masyarakat akademik yg kondusif terhadap perkembangan inovasi dan krearifitas. 
Budaya seperti  inilah, lanjutnya  yang  akan terus pupuk sehingga Uniga  dapat disebut dengan kampus terdepan dan berkarakter. (mut)

Tags: