Universitas Ibrahimy Sukorejo Wisuda 933 Mahasiswa

KHR Ahmad Azaim Ibrahimy pengasuh ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo bersama civitas akademik Universitas Ibrahimy dan perwakilan Kemenag RI. [sawawi]

Kemenag Tawari Santri Beasiswa Magister dan Doktor
Situbondo, Bhirawa
Universitas Ibrahimy (UIB) Sukorejo, Situbondo baru saja menggelar wisuda 933 mahasiswa, baru baru ini. Prosesi wisuda ke XXVII ini berlangsung di auditorium pondok pesantren (ponpes) Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo Situbondo. Pelaksanaan wisuda kali ini merupakan yang pertama, setelah UIB melakukan penggabungan program studi (prodi) jurusan umum dan jurusan agama.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, sebanyak 933 mahasiswa dan mahasiswi yang di wisuda tersebut terdiri dari 890 mahasiswa D3, S1 dan S2. Selain itu dari wisudawan/ti sebanyak itu, 43 mahasiswa diantaranya merupakan wisudawan dan wisudawati Tahfidzul Qur’an.
Pelaksanaan wisuda di Universitas Ibrahimy dihadiri pengasuh ponpes Salafiyah-Syafi’iyah Sukorejo, KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, Rektor Universitas se-eks Karesidenan Besuki, Lembaga Layanan Dikti dan Kopertis Wilayah IV Jawa Timur.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Arskal Salim, dalam orasi ilmiahnya mengatakan, wisuda ke 27 ini terbilang istimewa, karena menjadi wisuda pertama setelah Institut Agama Islam Ibrahimy (IAII) berubah menjadi Universitas Ibrahimy. Wisuda ini, kata Arskal, menunjukan bahwa semua program study di Universitas Ibrahimy sudah terakreditasi. Arskal Salim menambahkan, meski sudah terjadi penggabungan prodi, mahasiswa fakultas agama di Universitas Ibrahimy masih sangat mendominasi.
“Ini membuktikan pendidikan agama islam di Ponpes Sukorejo mengakar dengan kuat,” tutur Arskal.
Arskal Salim menambahkan, saat ini Kementerian Agama RI sedang mencari model perguruan tinggi yang memiliki akar agama yang kuat. Oleh karena itu, sambung Arskal Salim, Universitas Ibrahimy Sukorejo, menjadi satu-satunya Universitas swasta di bawah Kementerian Agama, yang tidak menjadi Universitas Islam.
“UIB Sukorejo Situbondo ini tetap menggunakan prodi agama islam,” urai Arskal.
Masih kata Arskal Salim, strategi pendidikan nasional sudah mengarah pada akses kualitas. Oleh karena, tutur Arskal, Kementerian Agama sudah menyiapkan sarjana yang bisa berdaya saing tinggi. Saat ini, terangnya, Kementerian Agama juga membuka 100 beasiswa santri, untuk program studi magister dan doktor di dalam negeri maupun luar negeri.
“Saya sangat berharap ada sarjana dari Universitas Ibrahimy Sukorejo yang ikut mengajukan beasiswa program magister dan doktor tersebut,” ucap Arskal. [awi]

Tags: