UNJ Paiton Bangun Aplikasi Hemat Listrik

Tim menunjukkan panel solar rumah yang telah terpasang.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Universitas Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo, membangun aplikasi hemat listrik berbasis panel surya. Sistem ini, tidak menggunakan batere sehingga bebas perawatan, selain listrik yang dihasilkan bisa ditabung ke PLN.
Sistem yang dibangun oleh dosen bersama-sama mahasiswa program studi (prodi) teknik elektro Universitas Nurul Jadid ini, sudah terapkan di rumah milik Rio Supriaga di komplek Perumahan Harmoni Paiton.
Di rumah ini, sudah terpasang jaringan listrik dari PLN dengan daya 2200 VA. Tambahannya, ada pasokan sumber listrik berupa panel surya sebesar 3000 WP atau setara dengan 2500 VA dari PLN. Hal ini diungkapkan Abdurrahman Wahid, mahasiswa semester 6 prodi Teknik Elektro, Rabu (3/10) kemarin.
Cara kerjanya, pada saat kondisi cuaca panas dan terang, supply kebutuhan listrik dapat terpenuhi dari panel surya. Dengan adanya KWH meter listrik dua arah atau pasokan, kelebihan daya listrik dari panel surya, bisa disalurkan ke PLN dan menjadi tabungan. Listrik pun dapat dimanfaatkan sewaktu-waktu saat dibutuhkan.
“Bisa dipakai saat malam hari ataupun saat musim hujan. Kelebihan daya listrik akan terus diakumulasikan dari bulan ke bulan berikutnya dan akan menjadi saldo yang bisa dipakai sewaktu-waktu. Ini legal,” ujar Abdurrahman Wahid.
Ide awal pengembangan aplikasi ini, karena wilayah Probolinggo, matahari bersinar sepanjang hari dengan teriknya. Peluang itupun dapat ditangkap dengan membangun solar home system atau solar panel rumah. Keinginan tersebut dikatakan, sebagai upaya penghematan listrik dan pemanfaatan energi baru terbarukan, ujarnya.
“Karena kecendrungannya listrik itu tiap tahun semakin mahal, kenapa kita tidak memanfaatkan energi matahari yang sangat melimpah. Itu yang mendasari kami membangun sistem solar cell ini, diaplikasikan untuk rumah tangga. Biasanya selama ini solar cel untuk PJU dan industri skala kecil,” kata Rio Supriaga, dosen pembimbing mahasiswa.
Rio mengatakan dengan teknologi KWH meter dua arah dari PLN, cukup menghemat biaya investasi dari panel surya. Karena tidak lagi perlu batere yang investasinya mencapai 30 persen dari total biaya yang dikeluarkan. Disebutkan, investasi untuk membangun sistem ini sebesar Rp48 juta, jelasnya.
Dengan hitung-hitungan harga listrik saat ini, yaitu Rp 1.467,28 per kwh untuk daya di atas 1.300 VA, maka BEP (break event points) dicapai pada tahun ke 6. Setelah itu, pemilik rumah akan menikmati listrik gratis selama puluhan tahun.
“Rencananya, sistem ini akan dikembangkan dan digunakan di gedung universitas dan bangunan lainnya di lingkungan Ponpes Nurul Jadid,” tandasnya. Ketersediaan pasokan sinar matahari di wilayah Probolinggo yang selalu tercukupi bahkan berlebih, perlu dimanfaatkan betul melalui sebuah inovasi. Dibangunnya aplikasi hemat listrik berbasis panel surya, bertujuan untuk menghemat penggunaan listrik, dan pemanfaatan energi baru terbarukan, tambahnya. [wap]

Tags: