Untag Target Lima Jurnal Ilmiah Masuk Springer

Dr Muaffaq Achmad Jani bersama Prof Chang dari Taiwan menunjukkan springer, kumpulan jurnal yang diterbitkan di New York hasil simposium serupa di Rusia. [adit hananta utama/bhirawa]

Dr Muaffaq Achmad Jani bersama Prof Chang dari Taiwan menunjukkan springer, kumpulan jurnal yang diterbitkan di New York hasil simposium serupa di Rusia. [adit hananta utama/bhirawa]

Untag Surabaya, Bhirawa
Sekitar 35 abstrak penelitian dari Indonesia disertakan dalam Physics and Mechanics of New Materials and Their Applications (Phenma) 2016. Dari jumlah tersebut, setidaknya lima penelitian dari Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya ditarget masuk jurnal ilmiah internasional Springer tahun ini. Jurnal tersebut sekaligu akan terindeks dalam scopus.
Total penelitian yang masuk di Phenma 2016 sebanyak 308 penelitian. Penelitian tersebut berasal dari 18 negara. “Phenma tahun lalu di Rusia Indonesia meloloskan tiga penelitian di Springer. Tahun 2014 di Thailand kita meloloskan tujuh jurnal, ” kata Conference Chairs Phenma 2016 Muaffaq Achmad Jani ditemui di sela pelaksanaan Phenma 2016 di Hotel Elmi Surabaya, Selasa (19/7).
Muaffaq mengatakan, jumlah penelitian yang bisa masuk springer tiap tahunnya hanya 50 jurnal. Dengan begitu, seleksi dari para reviewer akan berlangsung cukup ketat. Reviewer dari beberapa negara ini akan melihat topik penelitian.  Selanjutnya kemanfaatan topik, serta penggunaan metodologi. “Semua tentu berdasar kajian ilmiah, ” jelasnya.
Karya ilmiah yang masuk Springer dipercaya mempunyai dampak besar di kalangan industri dan akademisi. Sebab, penggunanya banyak. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya yang dikutip hingga pengunduh makalah dari seluruh dunia.
Pria yang juga Dekan Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya ini melanjutkan, karya ilmiah yang masuk Springer dinilai cukup prestise. Apalagi, makalah tahun lalu telah mendapat indeks scopus empat. “Untuk dapat nilai satu di Scopus cukup sulit, tapi tahun kemarin mendapat indeks empat. Belum lagi kalau penelitian itu sudah dipatenkan, tentu peneliti bakal mendapat royalti,” terangnya.
Ketua Pelaksana Phenma 2016, Muslimin Abdulrahim menambahkan, selama beberapa tahun belakangan peneliti Indonesia hanya mengikuti perkembangan penelitian luar negeri. Namun, saat ini kita bisa sejajar dalam hal penelitian. “Kedepannya kita ingin unggul,” tuturnya.
Salah satu penelitian unggulan, lanjut Muslimin, adalah pemanfaatan abu batu bara untuk spare part mesin alat ringan. Menurut dia, abu batu bara selama ini hanya menjadi debu polusi. Namun, dengan hasil penelitian Untag tersebut, diharapkan mengurangi polusi abu batu bara.
“Abu batu bara selama ini mengganggu. Dengan penelitian ini bisa dimanfaatkan untuk spare part segala macam mesin alat ringan. Seperti roda gigi untuk mesin sampan di laut. Kedepannya dapat dikembangkan ke pembuatan spare part alat berat,” pungkasnya.
Sementara itu, Prov Ivan A Parinov dari Southern Federal University-Rusia mengatakan, sampai saat ini Springer telah diunduh kurang lebih sekitar 24 ribu orang. Itu menandakan terbitnya jurnal ini sangat penting bagi pengembangan riset di bidang mekanik dan material baru serta pengaplikasiannya. “Untuk dapat terus menerbitkan jurnal semacam ini kerjasama antar perguruan tinggi dari berbagai negara harus terjalin,” pungkas dia. [tam]

Tags: