Upacara Peringatan HUT RI KE -75 Kota Probolinggo

Wali kota Hadi serahkan SK remisi kepada napi di lapas kelas II kota Probolinggo. [wiwit agus pribadi/bhirawa]

Seluruh Rangkaian Penuh Hikmat Jadikan Momen Kebangkitan Baru
Probolinggo, Bhirawa
Rangkaian peringatan Hari Ulang tahun (HUT) RI ke 75 di kota Probolinggo berjalan dengan lancar, penuh hikmat serta menjadi momentum kebangkitan baru.

Diawali dengan apel kehormatan dan renungan suci di lanjutkan tabur bunga pada 16/8 2020, mulai pukul 24.00 WIB di taman makam pahlawan. Dilanjut upacara, detik-detik Proklamasi, pe mberian remisi para Nzarapidana serta penurunan bendera merah putih.

Wakil Walikota Probolinggo, Ir. H. Muhammad Soufis Subri memimpin upacara peringatan HUT RI ke-75 tahun 2020 di halaman Pemkot Probolinggo dengan menerapkan sejumlah protokol kesehatan.

Upacara kemerdekaan kali ini tetap terasa khidmat walaupun hanya diikuti oleh peserta upacara yang terbatas, jika tahun-tahun sebelumnya upacara peringatan HUT RI dilaksanakan dari alun-alun Kota Probolinggo, maka di masa pandemi tahun ini upacara dilakukan di Halaman Kantor Walikota Probolinggo, Jl. Panglima Sudirman No. 19.

Perbedaan juga terlihat pada pasukan pengibar bendera merah putih. Bila tahun sebelumnya masyarakat bisa menyaksikan secara lansung anggota Paskibra yang mencapai beberapa pasukan, maka pada pelaksanaan kali ini pengibaran bendera hanya dilakukan oleh 3 orang saja.

Pengibar bendera yang terpilih tersebut adalah Ahamad Yusri Mahendra, Rahmat Rahmadani Rahman dan Dheariska Ferliana Wicahyono.

Wakil Walikota Probolinggo, dalam amanatnya menyampaikan bahwa kemerdekaan yang menjadi milik segenap Bangsa Indonesia ini patut kita syukuri dengan cara menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

“Namun kita menyadari bahwa ugkapan rasa syukur kemerdekaan RI ke-75 tahun ini sangatlah berbeda. Seluruh Negara di dunia termasuk Indonesia mengalami ujian pandemi covid-19 tidak terkecuali Kota Probolinggo,” katanya.

Karenanya, peringatan hari kemerdekaan RI di masa pandemi ini harus menjadi moment kebangkitan baru. Bangkit untuk tetap hidup dari sektor kesehatan, bangkit untuk bisa tumbuh dari sektor ekonomi, mendorong masyarakat terdampak untuk bisa bangkit secara ekonomi, meningkatkan persatuan, gotong royong dari sektor sosial, sejalan dengan tema besar peringatan HUT RI ke-75 kali ini yakni Indonesia Maju.

Hal ini selaras dengan amanat Wakil Walikota Probolinggo, Ir. H. Muhammad Soufis Subri bahwa moment kemerdekaan ini menjadi kebangkitan baru untuk melakukan lompatan besar, perbaikan diri secara fundamental, transformasi besar menyusun strategi di bidang ekonomi, hukum, kebudayaan, kesehatan dan pendidikan.

Wali Kota Habib Hadi Maknai Secara Khusus Kemerdekaan RI Di Tengah Pandemi Covid 19 Pada Peringatan Detik-Detik Proklamasi Tahun Ini.

Sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Wali Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin beserta istri Aminah Hadi Zainal Abidin; Wakil Wali Kota Probolinggo Mochammad Soufis Subri beserta istri Diah Kristanti Soufis Subri; Sekda drg. Ninik Ira Wibawati; Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya dan jajarannya; Dandim 0820 Probolinggo diwakili Kasdim Meftah Puaddi dan jajarannya; Kajari Yeni Puspita, Kepala Pengadilan Negeri Darwanto, Kepala Kemenag Mufi Imron Rosyadi, Kepala Diskominfo Aman Suryaman, Kepala Bakesbangpol Ahmad Sudiyanto mengikuti Peringatan Detik-Detik Proklamasi secara virtual di Command Center Kantor Wali Kota Probolinggo, Senin (17/8) siang, demikian juga dengan penurunan bendera Merah Putih.

Selain itu Peringatan Detik-Detik Proklamasi diikuti juga sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat dan Lurah se- Kota Probolinggo secara virtual di kantor masing-masing. Ya, sejak wabah Covid 19 itu merebak luas membuat tatanan kebiasaan baru tercipta.

Ditemui usai peringatan, menurut orang nomor satu Kota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin mengungkapkan kesannya memaknai peringatan di tengah pandemi Covid 19. Menurutnya situasi dan kondisi seperti ini kita harus saling memahami, saling mengisi satu dengan lainnya.

Pemerintah Kota Probolinggo bersama TP PKK Kota Probolinggo dan IKAPTK melakukan gebrak masker di wilayah Kota Probolinggo, melibatkan seluruh kader PKK tingkat kecamatan dan kelurahan untuk saling mendukung dan saling mengedukasi.

Lebih jauh Habib Hadi menjelaskan pelaksanaan secara virtual ini memberikan kesan mendalam baginya. “Ini adalah momentum kebersamaan untuk kita harus kukuhkan searah dengan perjuangan para pahlawan yang telah memerdekakan bangsa, untuk semua suku, agama agar bersatu, bergandengan tangan untuk melakukan yang terbaik,” jelasnya.

Ia berharap perayaan jauh dari euforia itu harus tetap mengedepankan dan mematuhi protokol kesehatan. “Bukan kita merubah cara perayaan, tetapi kita mengedepankan protokol kesehatan. Setelah semua ini berlalu, kita berharap dapat melakukan semua aktivitas seperti sedia kala,” harapnya.

Ia pun beranggapan bahwa ditiadakannya lomba-lomba Agustusan tahun ini yang merupakan kegiatan rutin masyarakat, seyogyanya masyarakat dapat memahami situasi dan kondisi yang terjadi.

“Mudah-mudahan ke depan ada waktu dan kesempatan kita untuk bisa merayakan kemerdekaan bangsa dengan semangat lebih,” tuturnya. Dilanjutkan dengan 264 Warga Binaan Dapat Remisi, Wali Kota Dukung Lapas Menjadi Pesantren. Pemberian remisi umum bagi narapidana dan anak dalam rangka HUT ke-75 kemerdekaan RI tahun 2020 di lapas kelas II B Probolinggo terasa religius.

Pasalnya Kalapas Risman Somantri menyebut warga binaan dengan sebutan santri. Ia berkeinginan mewujudkan penjara menjadi pesantren, dari sangkar berubah menjadi sanggar.

Wali Kota mendukung dibentuknya pesantren di lapas kelas II B Probolinggo. “Meski ijin belum turun, lanjutkan niat baik membentuk pesantren di lapas ini. Kegaitan kegamaan adalah kewajiban agar bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Sehingga saat keluar nanti menjadi orang yang bermanfaat dan berguna. Saya akan perhatikan dan support apabila dibutuhkan,” urai Habib Hadi.

Pemerintah Kota bisa berkontribusi dalam menambah skill warga binaan. Misalnya pelatihan apa yang dibutuhkan, termasuk hasil dari kreatifitas mereka. Wali kota juga menyampaikan jika warga binaan tetap memiliki hak yang harus dipenuhi.

Mereka hanya kehilangan kebebasan, tetapi tidak kehilangan hak lainnya. Salah satunya hak untuk mendapatkan pengurangan dalam remisi.

“Semoga bisa mempercepat proses kembalinya napi dan anak dalam kehidupan bermasyarakat. Saya berpesan jangan berkecil hati, masih ada keluarga yang menunggu dan berharap kembali dengan perubahan yang lebih baik. Kesalahan yang sudah berlalu menjadi pembelajaran agar tidak mengulangi lagi kedepan. Apabila sebelumya sudah membuat malu keluarga, maka saat keluar nanti buatlah bangga keluarga,” pesan Habib Hadi, yang membuat warga binaan berkaca-kaca menyimaknya.n [wap.adv]

Tags: