Upah Buruh Petani – Nelayan Jatim Capai 48 Persen

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Permasalahan besar yang dihadapi oleh para petani, peladang, tukang kebun dan nelayan yang ada di Jawa Timur ternyata bukan berasal bahan bakar minyak melainkan dari tingginya upah pekerja dan jasa yang mencapai kisaran 45-48 % .
Permasalahan ini diungkapkan Kepala BPS provinsi Jawa Timur M. Sairi hasbullah saat menjelaskan hasil sensus pertanian 2013 /std 2013 subsektor provinsi Jawa Timur yang diadakan pada Mei 2013 lalu.
Sebagai contoh untuk mendapatkan hasil padi di sawah per musim tanam per hektar dibutuhkan biaya produksi sebesar Rp 12,9 juta dimana upah pekerja membutuhkan 45,73% sedang untuk BBM cuma 0,85% saja.
Sedangkan biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen jagung sebesar Rp 9,92 juta. Komponen biaya produksi usaha tani jagung yang terbesar adalah pengeluaran untuk upah pekerja dan
jasa pertanian, yakni mencapai 42,03 persen dari total biaya atau sebesarRp 4,17 juta.
Dan total biaya per musim tanam untuk satu hektar luas panen kedelai sebesar Rp 10,1 juta. Komponen
pengeluaran untuk upah pekerja dan jasa pertanian serta sewa lahan memberikan porsi yang berimbang,
yakni mencapai 40,04 persen (Rp 4,04 juta) dan 40,34 persen (Rp 4,07 juta).
Hal serupa juga dialami nelayan dimana upah atau gaji pekerja tetap menjadi beban terbesar yakni 48,46% sedang BBM hanya 17,33% dari biaya produksi per trip usaha penangkapan ikan dilaut.
Untuk penangkapan ikan di laut menggunakan kapal motor, jumlah biaya per trip usaha penengkapan ikan di laut menggunakan kapal motor sebesar Rp.6,57 juta (62,97 persen terhadap nilai produksi) atau keuntungan yang diperoleh sebesar Rp.3,86 juta (37,03 persen). Biaya terbesar adalah untuk upah/gaji pekerja mencapai Rp.3,18 juta (48.46 persen) diikuti oleh biaya BBM  sebesar Rp.1,1 juta (17,32 persen).
Untuk penangkapan ikan di laut menggunakan perahu motor tempel, biaya per trip usaha penangkapan ikan di laut menggunakan perahu motor tempel sebesar Rp.381 ribu
(69,54 persen terhadap nilai produksi) atau keuntungan yang diperoleh sebesar Rp.167 ribu (30,46 persen). Biaya yang dikeluarkan untuk penangkapan ikan di laut menggunakan perahu motor tempel biaya terbesar adalah untuk upah/gaji pekerja Rp.155 ribu (40,60 persen) diikuti oleh biaya BBM Rp.89 ribu (23,55 persen).  [rac]

Tags: