Upaya Bakorwil Jember Kembangkan Potensi Daerah

Rapat Sikronisasi dan Fasilitasi Penyelenggaraan Peningkatan Produktivitas dan Mutu Hasil Perkebunan se wilker Bakorwil V Jember, yang diselenggarakan oleh Bakorwil V Jember.

Jadi Penghasil Kopi, Optimalkan UKM Kopi Sebagai Pusat Ekonomi Baru

Kabupaten Jember, Bhirawa
Jatim memiliki potensi perkebunan kopi yang sangat besar. Untuk mengembangkan potensi itu, Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) V Jember pun berusaha mengoptimalkan UKM kopi sebagai pusat ekonomi baru bagi masyarakat. Langkah ini diambil untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di Jatim bagian timur, dengan memanfaatkan perkebunan kopi.
Berdasarkan data di Dinas Perkebunan Provinsi Jatim, wilayah Bakorwil V Jember merupakan penghasil kopi terbesar ke tiga di Jatim. Seperti di Kabupaten Bondowoso yang selama ini dikenal dengan Republik Kopi menghasilkan 700 ton lebih kopi arabika per tahunnya, dengan luasan 6.300 hektar dari luas perkebunan lahan kopi arabaka di Jatim yang mencapai 14 ribu hektar.
Sedangkan Kabupaten Jember, Banyuwangi, Lumajang dikenal sebagai daerah penghasil kopi Robusta dengan rata-rata pertahun produksi 750 ton dengan luasan 20 ribu hektar dari 66 ribu hektar luasan kopi robusta di Jatim.
“Potensi yang sangat luar biasa ini, sayang kalau tidak dikembangkan dan disinergikan secara optimal,” ujar Kepala Bakorwil V Jember R Tjahjo Widodo, saat Singkronisasi dan Fasilitasi Penyelenggaraan Peningkatan Produktivitas dan Mutu Hasil Perkebunan se-Wilayah Kerja Bakorwil V Jember, Selasa (27/2)
Dalam rapat yang dihadiri dari perbankan, Dinas Perkebunan dan Dinas Koperasi dan UKM Jatim serta OPD terkait se-wilayah Bakorwil Jember, Tjahjo mengatakan, untuk mengoptimalkan potensi tersebut perlu penanganan secara tersistem dari hulu ke hilir yang meliputi aspek budidaya, pengolahan dan pemasaran sehingga produk memiliki nilai tambah.
“UKM Kopi sebagai salah satu unsur pendukung keberhasilan agribisnis dan agroindustri kopi hendaknya didorong agar memiliki performa yang baik. Sehingga bisa mempercepat berkembangnya sektor ini. Pembinaan UKM perlu disinergikan agar lebih terarah dan efektif,” arahannya.
Produk UKM yang bergerak di on farm maupun off farm diharapkan bisa bersaing dipasar global karena memiliki brand yang kuat. Sehingga perlu didorong untuk dapat melakukan kerjasama dan kemitraan. Pengembangan UKM unggulan berguna menumbuhkembangkan pusat aktivitas ekonomi baru secara berkelanjutan melalui optimalisasi sumber daya lokal.
“Jika potensi ini dikembangkan dan disinergikan antar daerah akan tercipta pusat-pusat ekonomi baru bagi masyarakat. Pusat ekonomi baru perlu dikembangkan dari hulu ke hilir sehingga tercipta suatu industri yang kuat saling terkait dan saling melengkapi. Seperti di Probolinggo yang tidak memiliki potensi perkebunan kopi, tapi bukan berarti tidak bisa menjadikan kopi menjadi suatu industri, dengan memanfaatkan bahan baku kopi dari daerah sekitarnya,” tandasnya pula.
Deputi Bank Indonesia Jatim Herawanto mengaku bahwa keberadaan UMK akan sangat membantu meningkatkan pertimbuhan ekonomi di Jatim. Menurutnya, saat ini pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur sedikit menurun, tapi diatas pertembuhan ekonomi nasional sebesar 5,7 persen ( pertumbuhan ekonomi nasional 5,07 persen), sehingga perlu diangkat pertumbuhan ekonomi ini dengan sektor-sektor ekonomi baik yang sudah existing maupun yang baru.
“Paling kuat yang bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi ini basisnya dari UKM dan Pariwisata berbasis komunitas. Kita tidak perlu mendatangkan pemodal besar, kita manfaatkan potensi yang ada, nanti pemodal yang lebih besar yang akan menghampiri,” ujar Herawanto optimis.
Begitupula dengan sektor perbankan. Menurut Herawanto, pihak perbankan pasti akan mendorong upaya itu, asal basis UKM dan komunitas ini diperkuat dan baik.” Kalau basis UKM dan komunitasnya kuat, perbankan pasti akan masuk. Peran perbankan ketika suatu proyek itu bagus dan aman, pasti proyek itu akan dibiayai,” tandasnya. [effendi]

Tags: