Upaya Memperkuat Rantai Nilai pada IKM Komponen Otomotif di Jatim

budi s_06022013161423Dr Budi Setiawan
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim
Surabaya, Bhirawa
Berdasarkan Peraturan Presiden No 28 Tahun 2008 tentang Industri Prioritas disebutkan industri otomotif termasuk pada industri pertumbuhan tinggi, oleh karena itu diharapkan dapat terus melakukan inovasi dan kreatif dalam mengembangkan teknologi dan industri transportasi yang cerdas, efisien dan efektif. Tujuannya  untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, percepatan pertumbuhan mobilitas barang dan manusia, serta produktivitas manusia. Untuk itu Pemprov Jatim berupaya mengembangkan industri otomotif selain agroindustri.
Kita telah mengetahui bahwa otomotif merupakan industri pertumbuhan tinggi sehingga diperlukan peningkatan dan pengembangan terhadap Industri Kecil dan Menengah (IKM) khususnya komponen otomotif.  Berdasarkan data pertumbuhan pasar otomotif pada 2013, DKI  Jakarta menduduki peringkat pertama yaitu 23%, lalu Jawa Barat 18% kemudian disusul oleh Jawa Timur sebesar 11%, ini menunjukkan bahwa Jawa Timur  memiliki peluang besar untuk adanya industri otomotif skala besar yang diikuti oleh banyaknya industri turunan yang mendukung industri otomotif yang harus dikembangkan.
Melihat pertumbuhan data kendaraan di Provinsi Jawa Timur pada Desember 2013 – Januari 2014 yaitu roda 2 sebanyak 11 juta dan roda empat sebanyak 2 juta. Jawa Timur juga memiliki sekitar 274 IKM  komponen otomotif yang tersebar di Pasuruan 49 usaha, Surabaya 65 usaha, Sidoarjo 104 usaha, Gresik 18 usaha, Malang 44 usaha, Jombang 1 usaha, dan Kediri 1 usaha. Untuk industri karoseri sudah mencapai 44 perusahaan, 14 di antaranya sudah mengekspor dan Aspilow Sidoarjo juga Pasindo Pasuruan merupakan klaster IKM komponen otomotif di Jawa Timur yang telah menghasilkan produk sendiri.
Pasindo telah memasok 78 item komponen mobil untuk Gea. Paguyuban ini berdiri sejak 1990-an dan terdapat sekitar 310 perajin berhimpun dalam Pasindo, sedangkan Aspilow (Asosiasi Industri-Industri di Waru Jawa Timur) terdapat sekitar 7 industri komponen otomotif yang terhimpun dan produk yang dihasilkan berupa aksesoris kendaraan bermotor. Oleh karena itu Jawa Timur mempunyai peluang untuk menjadi Center of Industries Automotive.
Kebijakan Jawa Timur tentang klaster industri otomotif adalah mengikuti kebijakan Peraturan Menteri Perindustrian No.123/m-ind/per/10/2009 tentang peta panduan (roadmap) pengembangan klaster industri kendaraan bermotor.
Kebijakan dari Kementerian Perindustrian RI saat ini adalah mobil murah dan ramah lingkungan (Low Cost Green Car).  Tujuan adanya program kendaraan LCGC atau saat ini disebut kendaraan roda empat hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) yaitu meningkatkan produksi kendaraan bermotor guna memenuhi kebutuhan masyarakat dalam negeri, menguasai pasar dalam negeri dan ekspor, mengantisipasi persaingan bebas asean dan internasional.
Adapun dasar hukum dalam pengembangan produksi kendaraan bermotor pada KBH2, yaitu Peraturan Menteri Perindustrian No.33/m-ind/per/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau dan Peraturan Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi No.25/iubtt/per/7/2013 tentang Penunjukan Teknis Pelaksanaan Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau.  Program mobil hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) ini adalah untuk menumbuhkan kemandirian di sektor industri komponen otomotif selanjutnya diharapkan Jawa Timur memperoleh porsi tentang kewajiban TKDN untuk KBH2 yaitu tahun pertama 20%, tahun kedua 40 %, hingga tahun kelima 80%. Dengan lebih lengkapnya struktur industri komponen otomotif nasional, maka semakin besar peluang dalam mendukung dan menumbuhkembangkan industri perakitan mobil di dalam negeri, termasuk mobil merek original Indonesia.
Adapun Keppres No. 10 Tahun 2011 tentang Pengembangan Mobil Murah Angkutan Pedesaan, melalui program pro rakyat yaitu mobil murah angkutan pedesaan juga telah menjadi prioritas untuk dikembangkan di mana telah muncul beberapa merek seperti Viar, Gea, dan Tawon yang seluruhnya merupakan merek orisinal dan diproduksi oleh anak bangsa. Industri otomotif nasional tersebut telah dianggap memiliki kemampuan dalam pengembangan kendaraan umum murah (pedesaan). Adapun program dari Jawa Timur yaitu mesin Jawa Timur yang akan digunakan pada kendaraan multiguna pedesaan (Gea).
Selanjutnya data penjualan top market di indonesia  Januari-Novemper 2013 yaitu Toyota Avanza (17,3%), Daihatsu Xenia (5,5%), Toyota Kijang Innova (5,3%), Daihatsu Gran Max (5,1%), Suzuki Ertiga (5,1%), Mitsubishi fe Colt Diesel (4,9%), Suzuki Carry (4,0%), Nissan Grand Livina (3,0%), Toyota Rush (2,8%), dan Suzuki APV (2,7%). Dari data tersebut mengindikasi adanya peluang terhadap IKM komponen otomotif yang ada di Jawa Timur untuk dapat masuk dalam ranah industri otomotif adalah penguatan struktur industri otomotif melalui perbaikan kemampuan dan infrastruktur teknologi serta penguatan daya saing industri melalui perbaikan SDM industri dan Resourch and Development.
Potensi lainnya adalah bahwa di Jawa Timur ada pedagang komponen yang terdapat di Kedungdoro (700 pedagang) dan Mangga Dua (104 pedagang). Kedungdoro merupakan pedagang komponen dengan komponen yang genuine maupun after market dan merekapun adalah penyuplai pabrikan Astra. Oleh karena itu potensi yang ada di Jawa Timur tidak menutup kemungkinan mampu membentuk sebuah industri otomotif guna mendukung IKM komponen otomotif dapat tumbuh dan berdaya saing. Kendala yang ada selama ini adalah masih banyaknya pabrikan suplier dari industri otomotif skala besar seperti PT Toyota Astra motor terdapat di daerah Jawa Barat. Semoga ke depan segera ada realisasi industri otomotif besar yang berinvestasi di Jawa Timur seiring dengan bertambahnya kawasan industri baru di Jawa Timur.
Keberpihakan Pemprov Jatim melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim untuk menumbuhkan industri otomotif di Jatim adalah dengan mengadakan kegiatan di antaranya adalah penguatan jejaring IKM komponen otomotif dengan anchor tenant  industri otomotif, rantai pasok (supply chain) IKM komponen otomotif dan industri otomotif, pameran otomotif sebagai sarana promosi IKM komponen otomotif, focus group discussion dengan para narasumber akademisi, pelaku maupun instansi terkait guna memajukan industri otomotif di Jawa Timur.  Selain itu ada pelatihan-pelatihan untuk IKM komponen otomotif. [*]

Tags: