Upayakan Karyawan Tak Jadi Pengangguran Baru

PT Gudang GaramPemprov Jatim, Bhirawa
Jajaran manajemen PT Gudang Garam Tbk mendatangi Kantor Disnakertransduk Jatim guna membicarakan program pensiun dini bagi karyawan produk sigaret kretek tangan (SKT). Hal ini dilakukan setelah PT HM Sampoerna Tbk dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk mengalami permasalahan yang serupa.
Dalam kesempatan ini Kepala Disnakertransduk Jatim, Dr H Edi Purwinarto mengatakan, Disnakertransduk Jatim bersama PT Gudang Garam Tbk mengupayakan karyawan yang terkena pensiun dini atau pemutusan hubungan kerja tidak menjadi penggangguran baru.
“Jika mereka menganggur maka tingkat pengangguran terbuka kembali mengalami peningkatan. Disnakertranduk Jatim juga ada program namanya paker (pelatihan alih kerja, red) untuk mengentaskan mereka yang menganggur,” katanya di kantor Disnakertransduk Jatim, di Surabaya, Selasa (14/10).
Dalam program paker tersebut, karyawan yang terkena terkena pensiun dini atau pemutusan hubungan kerja bisa memilih menjadi wirausaha atau karyawan di tempat lain. Jika wirausaha maka akan diberikan pelatihan baik kewirausahaan, pengelolaan manajemen dan pemberian ketrampilan.
“Tidak boleh diarahkan saja, namun mereka harus dibekali ketrampilan yang diinginkan,” katanya.
Edi juga meminta dalam program paker tak hanya dijalankan Disnakertransduk, namun ketiga perusahaaan tersebut juga bisa menjalankannya sebagai bentuk pertanggungjawaban.
“Begitupula dengan anggaran. Jangan hanya melimpahkan pada APBD. Namun, setiap perusahaan harus mempunyai dana anggaran sendiri untuk bisa membantu. Tapi sepertinya kasus PT Gudang Garam ini, baik perusahaan rokok dan Pemkot Kediri siap membantu para karyawan yang pensiun dini tersebut,” katanya.
Jika program paker ini dijalankan bersama-sama dan hasilnya baik, maka akan membuat kondusif Jawa Timur. “Jika Jatim kondusif meski didera permasalahan tersebut, maka ketertarikan investasi akan terus berlanjut,” katanya.
Sebelumnya, Wadir SDM PT Gudang Garam Tbk, Slamet Budiono mengatakan, memang pihaknya telah mengambil langkah berupa program pelatihan dengan sinergi bersama pemerintah daerah. Bahkan, perusahaan tidak menargetkan jumlah karyawan yang mengikuti program pensiun dini plus yang ditawarkan.
“Kami tidak memaksa mereka mengambil program pensiun dini plus. Kalau memang tidak mau, kami beri kesempatan untuk lanjut hingga usia pensiun 55 tahun. Program itu dibuka selama dua minggu hingga 18 Oktober nanti,” katanya
Kebijakan pensiun dini plus sendiri merupakan imbas dari turunnya permintaan nasional terhadap SKT sebesar 3-5 persen. Sementara pangsa pasar SKT sekitar 21 persen terhadap total rokok.
“Saat ini penurunan SKT di PT Gudang Garam Tbk sudah mencapai 26 persen,” ujarnya.
Sedangkan, pangsa pasar sigaret kretek mesin (SKM) justru mengalami peningkatan. “Dapat dikatakan pasar SKT sedang lesu, pasar beralih ke SKM. Untuk itu saya harapkan tetap ada kesetiaan pada penggemar rokok kretek,” katanya mengaku kalau perusahaan juga telah berupaya selalu mengeluarkan produk terbaru namun masih belum ada peningkatan yang berarti. [rac]

Tags: