Upcycling Ampas Kopi Jadi Meja dan Dinding Partisi

Johanna Limantara

Johanna Limantara
Siapa sangka ampas kopi bisa dijadikan sebuah mebeler? Ditangan Johanna Limantara, memanfaatkan upcycling ampas kopi untuk dijadikan meja dan dinding partisi. Bagaimana bisa? Mahasiswa Interior Universitas Kristen (UK) Petra ini, awalnya hanya berencana untuk membuat partikel board atau material mebeler. Namun, untuk menuntaskan tugas akhirnya, inovasi tersebut tidaklah cukup. Karena dianggap hanya sebagai dasar penelitian pemanfaatan ampas kopi.
Sebagai mahasiswa Interior ia harus rancangan yang bisa memberikan nilai tambah dalam sebuah ruang. Alhasil, ia kemudian mengembangkan menjadi bahan mebeler meja dan dinding partisi untuk menambah aksen keindahan dalam ruangan.
“Apalagi, kafe-kafe yang berbisnis kopi olah cukup banyak. Dan rumah saya pun dekat tempat cafe. Jadi lebih mudah untuk saya mendapatkan bahan-bahannya kemudian mengolahnya,” ungkap mahasiswi yang akrab di sapa Jo ini.
Remaja kelahiran Surabaya, 16 Juli 1997 ini mengaku butuh waktu selama satu bulan untuk membuat satu buah meja. Untuk pengolahan ampas kopi agar menjadi material mabeler yang paling penting diperhatikan adalah tahap pengeringan. Sebab, ampas kopi yang mudah menyerap kelembapan harus benar-benar kering. Sehingga waktu pengeringan mencapai 4 hari lamanya. “Belum lagi kalau cuaca mendung atau berawan ini bisa sampai seminggu. Karena memang proses (pembuatan) nya masih konvesianal semua,” ujar remaja yang pernah meraih Juara 1 kategori penelitian Interior Super Jury Index dalam Interior Desain Excibition.
Diakui Jo, sebelum mendapatkan formula pembuatan meja yang sesuai. Ia beberapa kali mencoba bereksperimen untuk mencampurkan ampas kopi dengan berbagai bahan lain. Seperti semen, resin buatan, serabut kelapa, gliserol hingga susu kadaluarsa. “Tapi ternyata itu nggak berhasil. Dan akhirnya milih serbuk kayu dan lem untuk dijadikan campuran. Puji Tuhan berhasil,” terang mahasiswi yang akan di wisuda, Jumat (30/8) ini.
Untuk perbandingannya, ia menggunakan 75 persen ampas kopi dalam pembuatan satu material meja. Sedangkan 25 persen dari serbuk kayu.
“Sebenarnya kemarin mau mencoba getah dammar. Bahan terbaik kedua setelah serbuk kayu. Tapi ternyata efeknya ke perubahan warna,” papar bungsu dari tiga bersaudara ini.
Disinggung terkait cara pembuatannya, Jo menjelaskan jika langkah pertama yang harus disiapkan adalah pengeringan ampas kopi dibawah sinar matahari. Setelah kering, ampas kopi kemudian di sangrai dan dicampur serbuk kayu serta dicampur lem. “Diaduk di uleni. Setelah merata di pres. Presnya ini pakek keramik, dan diinjak. Untuk meratakan hasil pres saya giling dengan gilingan kue. Setelag merata dijemur lagi dan dipres hingga lurus. Prosesnya memang sukit. Karena caranya masih konvensional,” jelasnya.
Ke depan, ia berencana untuk mengembangkan produknya sebagai alas gelas dan alas piring agar memiliki nilai jual. Selain itu, ia juga berencana untuk meng HAKI (hak paten intelektual) inovasi yang dibuatnya. “Harapannya begitu,”pungkas dia. [ina]

Tags: