Update Buku Perpustakaan dan Dongeng di Rutan Medaeng

Pemprov Jatim, Bhirawa
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur (Dispersip Jatim) kembali mengunjungi lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan Medaeng. Kedatangan mereka kali ini untuk melakukan penggantian buku atau update serta mewadahi pendongeng untuk meningkatkan semangat dari narapidana anak remaja.
Kepala Dispersip Jatim, Abdul Hamid mengatakan, Gubernur JawaTimur Hj Khofifah Indar Parawansa sangat perhatian terhadap perkembangan literasi di Jawa Timur., apalagi buku bacaan dibawah umur 17 tahun.
Adanya penggantian/perbaruan buku yang secara reguler dilakukan tersebut, diharapkan bisa membuat generasi muda atau remaja dalam rutan tersebut bisa tetap menempa ilmu dengan membaca di perpustakaan yang ada di rutan tersebut. Meskipun perpustakaan di rutan tersebut bisa dikatakan kurang memadai.
“Kegiatan merupakan koordinasi antara Dispersip Jatim dan Rutan Medaeng yang secara konkret dalam membangun komitmen dan komunikasi dengan warga binaan, sekaligus turut andil meningkatkan nilai baca, dan diharapkan dengan membaca bisa diraih tingkat kesejahteraannya dan mendapatkan moralitas yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Adanya kunjungan ke Rutan Medaeng ini , lanjutnya, Gubernur juga sangat konsen pada literasi berbasis entrepreneur. Di dalam Rutan Medaeng ini, lanjutnya, pertumbuhan ternak lele sangat bagus. Selama ini lele yang dipanen untuk kebutuhan dalam medaeng itu sendiri.
“Kelak ketika keluar dari lapas. Eks narapidana, baik dewasa, maupun anak remaja bisa mendapatkan bekal ilmu dari berbagai buku yang dipersiapkan. Apalagi buku yang diberikan tersebut diantaranya terkait kewirausahaan, untuk menjadikan para eks narapidana nantinya menjadi entrepreneur,” katanya.
Selain itu, Dispersip Jatim berencana akan mengajak opd (oraganisasi perangkat daerah) terkait seperti Dinas Pertanian dan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk membantu dan membina agar ternak lele di rutan tersebut bisa menghasilkan kesejahteraan.
Usai menyerahkan update buku perpustakaan dan turut dalam kegiatan dongeng untuk remaja yang sedang dibina di rutan medaeng, Abdul Hamid nampak terharu dan meneteskan air mata. Ia sangat miris melihat sesaknya rutan medaeng yang sudah over kapasitas.
Sebenarnya kapasitas dari rutan medaeng ini hanya 504 orang namun kini berjumlah 3.005 orang, yang didalamnya ada warga binaan laki-laki, perempuan, dan anak-anak.
“Saya berharap, remaja yang ada di sini kelak bisa dibawa ke Dispersip Jatim untuk mengetahui lebih jauh manfaat dari perpustakaan,” ujarnya.
Sementara Kepala Lapas Rutas Medaeng, Teguh Pamuji mengatakan, Dispersip Jatim mau meluangkan waktu dan pikiran pada warga binaan, dengan dukungan berupa peminjaman buku bacaan yang nantinya diganti/diperbarui secara berkala yaitu tiga bulan sekali.
“Kegiatan seperti ini sangat bagus bagi kejiwaan mereka,”ujarnya yang juga berharap kerjasama antara Rutan Medaeng dan Dispersip Jatim harus berlanjut, dan menghasilkan kontribusi yang positif.
Sementara kunjungan tersebut, Dispersip Jatim juga mengajak seorang guru yang kini beralih profesi menjadi pendongeng profesional sejak 2009 lalu, Kartikanita Widyasari atau akrab disapa Kak Ninit ini.
Dihadapan binaan remaja, Kak Ninit mengajak berinteraksi bersama dengan menggunakan media gambar. Nampak wajah dari anak remaja di Medaeng tersebut senang dengan kehadiran pendongeng tersebut meskipun tidak lama.
“Dari kegiatan yang saya lakukan tadi menggunakan media gambar, maka akan diketahui perasaan yang dialami para remaja tersebut. Ternyata rata-rata dari mereka kangen dan menyesali telah mengecewakan orang tuanya,” ujarnya. [rac]

Tags: