UPT Pelatihan Kerja Singosari Memprihatinkan

UPT Pelatihan Kerja SingosariDPRD Jatim, Bhirawa
Memprihatinkan,  meski memiliki sarana yang cukup dari memadai, namun kenyataannya UPT Pelatihan Kerja Singosari hanya mampu meluluskan 200-400 tenaga kerja per tahun. Itupun hanya dengan kompetensi sangat dasar, seperti merakit motor, menjahid baju hem, tanpa ada kompetensi kreatif yang dibutuhkan dalam kompetensi masyarakat ekononi Asean.
Anggota Komisi E DPRD Jatim, M Sirodj menegaskan kurang maksimalnya kinerja UPT Pelatihan Kerja Singosari tidak maksimal karena kebijakan politik Bappeprov dan Dinas Tenaga Kerja yang tidak berpihak pada UPT.
Apalagi selama ini UPT dipandang sebelah mata. Padahal, UPT menjadi salah satu program unggulan gubernur untuk menyiapkan tenaga trampil profesional menghapi MEA 2015. Ini terbukti, anggaran UPT Singosari dalam satu tahun untuk paket pelatihan hanya Rp408 juta.
“Ini naif. Padahal jumlah pegawai di UPT Singosari mencapai 80 org lebih, tapi hanya menghasilkan 200-400 tenaga terlatih per tahun. Ini sangat tidak produktif. Rasionya sangat rendah,”tegas politisi asal PKS, Kamis (30/10).
Ditambahkannya, Alat dan teknologinya yang ada juga jadul,  sehingga tidak mungkin bisa memenuhi kompetensi tenaga trampil yg dibutuhkan era MEA. Karenanya kalau tidak ada kebijakan mendasar dan berani, maka mimpi mampu bersaing di MEA hanya menjadi pepesan kosong, dan pihaknya yakin gubernur tidak akan mampu merealisasikan mimpinya.
Karena itu, pemerintah provinsi hrs berpikir keras bagaimn meng-improve UPT-UPT pelatihan kerja se-Jatim. “Kita harus jadikan UPT  sebagai  pabrik SDM trampil, kompetitif dan inovatif dengan memberikan keberpihakan politik anggaran kepada UPT, dengan anggaran cukup besar. Karena  outputnya nyata, praktis dan langsung dirasakan rakyat.
“Daripada kita memperbesar anggaran dinas yang terkadang tidak langsung dirasakan rakyat, lebih baik dana APBD kita arahkan utk memperbanyak rakyat memiliki ketrampilan dan siap kerja.
Ini persoalan serius, jangan sampai kita hebat di visi, angan-angan, hebat di konsep menghadapi MEA, tetapi lemah dan loyo di tataran aplikatif dan praktek,”lanjut politisi asal PKS Jatim..
Sebagai cara untuk meng-improve UPT-UPT, Sirodj mengusulkan agar pemerintah provinsi menjalin network, kerjasama dg industri, untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.”Dunia industri banyak yang butuh home base untuk melatih tenaga kerja mrk, tentu mereka kita minta untuk merevitalisasi UPT-UPT kita sesuai dengan standar yang dibutuhkan dunia industri,”tambahnya. [Cty].

Tags: