Urai Kemacetan, Pemkot Batu Bangun Rest Area

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Batu,Bhirawa
Setelah melakukan kajian dan telaah membludaknya wisatawan saat datang masa liburan, akhirnya Pemerintah Kota (Pemkot) Batu segera merealisasikan pembangunan rest area. Badan Perencanaan Pembangunan daerah (Bappeda) Kota Batu telah menyelesaikan kajian terhadap rencana tersebut. Saat ini mereka tengah melakukan kajian terhadap lahan atau tanah yang tepat dan strategis untuk dijadikan lokasi.
“Yang jelas, dalam RPJMD sudah ada cantolannya. Karena itu pengadaan rest area ini harus terealisasi pada 2014-2017,”ujar kepala Bappeda Koat Batu, Enny Rachyuningsih, Kamis (7/8).
Nantinya, kata Enny, keberadaan rest area ini akan dapat memecah kemacetan, terutama pada masa liburan. Salah satu persyaratan untuk pembangunan rest area tersebut, paling tidak lokasi yang tersedia harus mampu memuat sekitar 100 bus pariwisata.
Dalam kajian yang sempat dilakukan, pemkot akan kesulitan jika pembangunan rest area tersebut dibangun di kawasan Tlekung. Karena di kawasan ini lokasinya terlalu masuk ke dalam kota. Selain itu juga akan butuh pelebaran jalan, dan pembebasan tanah yang cukup menyerap dana besar.
Adapun jumlah angkutan masuk diperkirakan pada hari libur didominasi kendaraan pribadi, karena itu kajian pembangunan kereta gantung juga menjadi pertimbangan pihak pemkot.
Sebelumnya, momen liburan panjang seperti libur lebaran kemarin menjadi perhatian Pemkot Batu. Karena lahan parkir yang disiapkan pengelola tempat wisata tidak mampu menampung kendaraan milik wisatawan. Karena itu sudah saatnya Batu membangun rest area sebagai tempat parkir sementara untuk kendaraan wisatawan yang ditinggal berlibur ke beberapa obyek wisata di Kota Batu.
Belum tersedianya rest area di Kota Batu, kemacetan arus lalu-lintas tidak bisa dihindari. Karena bahu jalan juga dimanfaatkan oleh juru parkir (Jukir) untuk lahan parkir kendaraan wisatawan.
“Harus ada solusi yang cepat untuk mengatasi kemacetan arus lalu lintas di Kota Batu. Pemkot Batu harus segera mendirikan rest area. Dari rest area wisatawan diangkut dengan kendaraan wisata,” urai H Mudrik, warga Kelurahan Sisir, Kota Batu.
Fakta di lapangan, keberadaan jalan lingkar barat (Jalibar) juga masih belum bisa memberikan manfaat yang maksimal. Karena saat libur lebaran kemarin, ternyata hanya sebagian wisatawan yang melintas di ruas Jalibar  tersebut.
Hal ini diperburuk ketika titik akhir Jalibar ternyata berada di depan Museum Angkut. Dari arah yang lain merupakan batas ruas Jalan Sultan Agung. Akibatnya, justru terjadi persilangan arus kendaraan tepat di depan museum angkut yang berakibat kemacetan lalu lintas disepanjang Jalan Sultan Agung. [nas]

Tags: