Urgensi Pedidikan Karakter di Era Digital

Oleh:
Dr Subhan MSi
Kepala MTs Negeri 2 Kota Malang.

Di era digital industri 4.0 saat ini banyak memberikan kemudahan dan peluang terbuka terutama bagi kaum muda. Informasi menjadi lebih cepat diterima dan luas disebar. Baik dalam bentuk tertulis, suara, foto maupun video. Melalui situasi yang demikian, potensi tantangan pun menjadi semakin beragam. Bermacam nilai sosial budaya datang tanpa hambatan. Berita hoax berseliweran. Beragam perbedaan fisik, budaya, pemikiran juga semakin mudah terlihat. Perbedaan yang ada bisa menjadi pelengkap dan penguat persatuan. Begitupun, sebaliknyan justru bisa memicu perpecahan.

Berangkat dari peluang, tantangan dan ancaman era digital saat inilah, setidaknya menyadarkan pada kita semua bahwa peran pendidikan tidak hanya sekedar mencedaskan dan memandaikan, namun lebih dari itu pendidikan juga harus berkarakter dan berbudaya. Lebih tepatnya, melalui pendalaman pemahaman mengenai Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Tantangan pendidikan karakter

Pendidikan karakter sangat penting untuk menghadapi masa depan. Pasalnya, melalui pendidikan karakter inilah dasar dari pengembangan SDM suatu bangsa akan diawali. Melalui pendidikan karakter ini banyak aspek kecerdasan atau pengetahuan yang harus terkuasai. Semua itu, agar anak nantinya mampu survive (bertahan) pada masa mendatang. Sebab, bagaimanapun juga pendidikan karakter merupakan solusi dan menjadi urgensi untuk mengatasi masalah moral-sosial serta meningkatkan prestasi akademik dengan mengajarkan nilai-nilai budaya.

Nyata adanya, jika proses menanamkan pendidikan karakter kepada anak merupakan sebuah tantangan besar. Sebab, hal ini berupaya bagaimana menanamkan sebuah kebiasaan, nilai, dan cara pandang terhadap suatu hal.Penerapan pendidikan karakter bukan hanya teori semata. Apalagi, sekadar hafal Pancasila. Secara teori, anak-anak sudah paham. Namun, praktiknya tidak selalu berhasil karena mereka mencontoh sikap dari orang tua, guru, dan masyarakat sekitar. Artinya, kalau sekedar hafal Pancasila dari sila pertama hingga sila kelima, bisa. Tapi diharapkan generasi muda mampu menjiwai, ketika masa krisis dan mengambil keputusan, agar tidak cenderung semena-mena.

Berbagai upaya pun, juga terus dilakukan oleh pemerintah salah satunya adalah lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang terus mengampanyekan gerakan profil pelajar Pancasila dengan tujuan menciptakan pelajar yang menjiwai nilai-nilai Pancasila. Kampanye itu bertujuan menghasilkan pelajar Indonesia yang berakhlak mulia, mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan identitas. Begitu juga memiliki kemampuan gotong royong, pelajar mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Memang, harus jujur kita akui bersama bahwa membangun generasi masa depan bangsa yang berkualitas dan berkarakter kuat tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Semua membutuhkan komitmen bersama mulai dari guru, keluarga atau orang tua, masyarakat dan termasuk pemerintah. Apalagi, jika kita perhatikan pendidikan karakter yang dikedepankan pemerintahan Presiden Jokowi di lingkungan sekolah merupakan solusi terkait persoalan moral dan sosial.

Pendidikan karakter memberikan sebuah fondasi kepada anak agar dalam jangka panjang anak bisa berkembang secara holistik sesuai kodratnya, kodrat alam, dan tantangan pada zamannya. Hal ini selaras dengan fokus Presiden Joko Widodo pada pembangunan sumber daya manusia (SDM). Sehingga, bisa disimpulkan Pendidikan karakter itu akan menghasilkan kebijaksanaan. Sekaligus, sebuah investasi jangka panjang.

Penguatan pendidikan karakter

Salah satu ilmu yang penting dipelajari setiap orang adalah pendidikan karakter. Saat sadar akan hal itu, belakangan pendidikan jenis ini mulai banyak diterapkan. Tidak hanya pada intitusi pendidikan, sejumlah perusahaan dankan organisasi pun melakukan hal ini untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang lebih baik. Bisa dibilang pendidikan karakter ini tidak usang termakan waktu. Bahkan, pendidikan karakter ini harus terus terkawal dan teradaptasikan sesuai perkembangan zaman demi pondasi pengembangan SDM suatu bangsa.

SDM unggul merupakan sosok yang tidak hanya cerdas secara intelektual melainkan juga memiliki karakter yang kuat serta memiliki kepekaan emosional dan sosial. Pendidikan karakter sangat penting untuk dihadirkan di tengah-tengah kaum muda, agar potensi pengembangan SDM tidak terjadi ketimpangan yang berefek pada kehidupan individu, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sehingga, logis adanya jika penanaman karakter pada generasi muda perlu terus diperkuat. Sejatinya, ada empat hal yang penting untuk diperhatikan untuk mencetak SDM unggul yang berkarakter.

Pertama, memperkuat bidang pendidikan dan teknologi. Artinya, pendidikan kita harus berorientasi pada penyiapan teknologi masa depan, yang selanjutnya mengurangi ketergantungan teknologi dari pihak luar.

Kedua, adalah menanamkan karakter nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.Melalui penguatan karakter inilah, para generasi muda harus dikenalkan pada budaya lokal. Tujuannya adalah agar nilai-nilai positif adat istiadat dan kemasyarakatan yang ada tidak hilang tergerus oleh budaya bangsa lain yang saat ini sangat digemari oleh generasi muda, seperti budaya barat, dan lainnya.

Ketiga, mengerakkan sekaligus mengoptimalkan guru dan sekolah untuk mengarusutamakan budaya Indonesia dalam lingkungan pendidikan. Penanaman karakter melalui nilai budaya lokal, dapat diperkenalkan dalam bentuk seni tari, seni lukis, seni musik, dan karya tulis tentang legenda setempat. Selebihnya, menyoal penanaman karakter melalui nilai budaya lokal bisa disimak melalui regulasi Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan mengamanatkan perlunya upaya strategis untuk meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia.

Keempat, mengoptimalkan peran keluarga atau orang tua. Sebab, bagaimanapun juga peran keluarga dan orang tua ini sebagai tempat untuk membentuk dan mengembangkan karakter maupun kepribadian anak. Orang tua sangat berperan dalam pendidikan karakter anak. Apalagi, seperti yang terjadi saat pandemik Covid-19 ini, anak secara mandiri harus menerapkan disiplin di era pendidikan jarak Jauh (PJJ). Bisa dipastikan mengajarkan pendidikan karakter kepada anak di tengah Covid-19 ini benar-benar di situasi yang menantang.

Melalui keempat langkah penguatan pendidikan karakter tersebut di atas, besar kemungkinan bila diimplementasikan dengan baik, maka akan memberikan kontribusi dalam mencetak SDM unggul berkarakter yang berkeluhuran budi demi kebaikan masa depan negeri ini.

———- *** ————

Tags: