Urgensi Salat Istikharah

cover buku--Dahsyatnya Shalat IstikharahResensi buku :
Judul Buku  : Dahsyatnya Salat Istikharah
Penulis      : A.F. Razi
Penerbit    : Saufa, Yogyakarta
Cetakan      : I, 2014
Tebal      : 190 halaman
ISBN      : 978-602-255-731-9
Peresensi    : Hendra Sugiantoro
Pegiat Pena Profetik Yogyakarta

Allah SWT berfirman, “Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”(QS. Al-Baqarah: 216). Betapa benar ayat ini. Kita seringkali yakin akan keputusan dan pilihan kita, padahal ketika telah dijalankan tiba-tiba merasa bahwa pilihan dan keputusan itu salah. Maka, sebagaimana dijabarkan dalam buku ini, salat istikharah penting untuk kita lakukan.
Istikharah adalah permohonan seorang hamba kepada Sang Khaliq agar diberi kecenderungan untuk memilih yang terbaik. Secara bahasa, istikharah merupakan bentuk istif’al dari kata khair atau khairiah, yakni kata benda dari ucapan kharallahulahu yang bermakna memohon pilihan yang baik kepada Allah SWT. Pelaksanaan salat istikharah boleh dilakukan kapan saja, kecuali waktu-waktu yang memang dilarang untuk salat (hlm. 14-18).
Lewat buku ini, pandangan dan pemahaman keliru tentang salat istikharah coba diluruskan. Banyak orang memahami bahwa salat tersebut hanya disyariatkan ketika sedang bimbang dan ragu antara dua atau beberapa pilihan. Banyak pula yang beranggapan bahwa salat istikharah dikhususkan untuk urusan-urusan tertentu. Padahal, salat istikharah dilaksanakan untuk segala urusan, bahkan ketika terlintas dalam pikiran untuk merencanakan ataupun mengerjakan sesuatu. Dalam sebuah riwayat, Jabir ra. mengatakan, “Nabi SAW telah mengajarkan istikharah kepada kami (para sahabatnya) untuk setiap perkara…”(HR. Bukhari).
Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya bahwa firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 216 merupakan kalimat umum dalam segala urusan. Terkadang seseorang menyukai sesuatu, padahal tidak ada kebaikan dan manfaat baginya. Firman-Nya, “Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui,” merupakan bukti bahwa manusia hidup dengan segala kekurangan. Sesungguhnya, Allah SWT lebih tahu akan dampak dari tindakan atau pilihan kita. Salat istikharah mengandung hikmah bergantungnya seorang hamba kepada Allah SWT dan kepasrahan dirinya dalam segenap urusan.
Dengan salat istikharah, seseorang akan mendapatkan kebaikan dan terjaga dari yang buruk, sebab apa yang dipilihkan Allah SWT bagi hamba-Nya tentu lebih baik. Allah SWT lebih mengetahui tentang kemaslahatan hamba-Nya. Keberkahan pun didapatkan dengan salat istikharah pada perkara yang akan kita jalani. Kita terkadang meremehkan suatu perkara karena menganggapnya kecil, padahal mengerjakannya atau meninggalkannya akan mendatangkan kemudharatan yang besar. Maka, salat istikharah disyariatkan pada setiap perkara (hlm. 21-24).
Tentu, salat istikharah tidak dilakukan untuk urusan wajib dan urusan yang haram. Urusan wajib niscaya dikerjakan, urusan haram mutlak dihindari. Kita dianjurkan salat istikharah ketika menghadapi persoalan yang sifatnya mubah dan atau membingungkan, seperti menentukan pasangan untuk menikah, melamar pekerjaan, melanjutkan pendidikan formal, dan sebagainya. Kita yang salat istikharah harus berpikiran bersih dan tidak cenderung memilih salah satu dari kedua persoalan karena dorongan hawa nafsu atau keinginan belaka. Kita harus menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT untuk menunjukkan yang terbaik (hlm. 31-33).
Sayyid Sabiq mengatakan bahwa jika ada seorang hamba yang salat istikharah, tetapi masih menjalankan pilihan sesuai dengan keinginan pribadinya, maka ia sama seperti orang yang tidak salat istikharah. Abu Ubaidah Masyhur mengatakan bahwa para ulama sepakat sesungguhnya orang yang beristikharah harus melakukan apa yang menjadi kemantapan dalam hatinya. Kita tidak perlu menunggu mimpi ataupun saran orang lain, sebab orang yang menjalankan salat istikharah berarti telah berdoa kepada Allah SWT. Dengan doa inilah, Allah SWT akan memilihkan sebuah kebaikan dari setiap urusan (hlm. 64-65).
Lantas, bagaimana cara mengetahui hasil istikharah? Istikharah berhasil apabila pilihan kita tidak melanggar syariat. Salat istikharah berhasil apabila kita semakin dekat dengan Allah SWT. Dalam menjalankan pilihan itu tidak ada lagi perasaan ragu dan was-was. Ketika Allah SWT memberikan pilihan terbaik, kita pun akan dibimbing-Nya (hlm. 75-79). Selain mendapatkan petunjuk Allah SWT, fadhilah dari salat istikharah sebagaimana disebutkan dalam buku ini, antara lain mendatangkan ketenangan jiwa, terhindar dari penyesalan, terhindar dari pengaruh hawa nafsu, mendekatkan pada kesuksesan, dan mendapatkan takdir baik.
Buku ini menyajikan pembahasan tentang salat istikharah yang barangkali kita lupakan dalam menghadapi berbagai urusan. Dalam doa istikharah (HR. Bukhari, No. 5903), kita memohon kemudahan dan keberkahan kepada Allah SWT apabila sebuah urusan itu baik bagi kita di dunia dan akhirat. Sebaliknya, kita memohon agar sebuah urusan dijauhkan dari kita apabila buruk bagi kita.

                                                  —————————- *** —————————-

Rate this article!
Urgensi Salat Istikharah,5 / 5 ( 1votes )
Tags: