‘Uri-uri Budaya Jawi Reog Ponorogo’

26-ReogSidoarjo, Bhirawa
Agar kesenian tradisional Jawa tidak punah, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur melalui UPT Museum Negeri Mpu Tantular telah menghidupkan atau membangkitkan kembali dengan digelar, dipertunjukkan kepada masyarakat secara bergantian.
Seperti yang dilakukan kemarin(25/11) yakni dengan melakukan ‘Uri-uri Budaya Jawi’ khususnya Reog Ponorogo sebagai pagelaran khusus dalam pembukaan Festival Tantular 2014 di halaman Museum Mpu Tantular Jl. Raya Buduran Sidoarjo.
Ketua Paguyuban seni tradisional asal Ponorogo, Syamsul Hadi mengaku sangat berterima kasih kepada pemerintah khususnya Disbudpar Jatim melalui Museum Tantular yang selalu menghidupkan kembali kesenian tradisional yang sudah langka agar tidak punah.
Menurutnya, dalam kondisi jaman yang sudah modern ini, memang sangat sulit untuk mengajak masyarakat bergabung dalam kesenian tradisional. Berbagai upaya dan inovasi dan kreasi terus kami lakukan, sehingga jumlah anggota kami yang tergabung dalam ‘Singo Menggolo’ ada sekitar 50 personil. “Padahal waktu mendirikan beberapa tahun yang lalu hanya lima orang, itupun mencari-cari orang dari teman luar kota yang masih peduli terhadap reog,” kenang Syamsul Hadi.
Saya berharap kepada pemerintah hendaknya juga peduli terhadap kesenian tradisional, agar mereka tidak punah. Cara ya seperti ini, setiap ada kegaiatan, kesenian tradisional itu juga harus ditampilkan. Jangan yang modern-modern saja, karena kesenian tradional ini juga mempunyai sejarah peradaban bangsa.
Jika banyak yang banyak ‘nanggap’ otomatis pemerintah juga membantu ekonomi para pemain reog ini. Karena saya telah mengajak mereka untuk bergabung kesenian, utamanya anak-anak pengangguran dan putus sekolah. “Agar mereka tidak bertambah nakal lagi, akhirnya kami ajak untuk bergabung,” ujar Syamsul Hadi yang juga sebagai Humas Polres Sidoarjo. [ach]

Keterangan Foto : Para pelajar SD dan SMP yang berminat kesenian reog. [achmad suprayogi/bhirawa]

Tags: