Urus Akreditasi Agar Pasien BPJS Kesehatan Tak Dirugikan

RS Ibu dan Anak Haji Batu ditargetkan tahun ini juga bisa bekerja sama dengan BPJS Kesehatan

Kota Batu, Bhirawa
Rumah Sakit di Kota Batu yang bermitra dengan BPJS Kesehatan harus mengurus proses akreditasi jauh-jauh hari. Karena proses akreditasi penting agar mitra atau kerja sama tetap berlangsung dengan baik. Saat ini ada 2 Rumah Sakit di Kota Batu masa akreditasinya akan habis di tahun 2019 dan 2020.
Kepala BPJS Kesehatan Kota Batu Prasetyo Wibowo mengatakan di Kota Batu saat ini telah ada 5 Rumah Sakit yang bermitra dengan BPJS Kesehatan. Adapun jika RS tidak mengurus proses akreditasi secara tidak langsung kerja sama akan dihentikan. “Akibatnya di RS tersebut tidak bisa lagi menerima pasien peserta BPJS Kesehatan dan klaim pembayaran,”ujar Prasetyo, Senin (6/5).
Dia menjelaskan bahwa RS yang tidak mengurus akreditasi akan membuat peserta JKN dan KIS tak bisa dilayani BPJS Kesehatan. Hal ini dikarenakan kerjasamanya dengan BPJS telah putus. “Ini akan merugikan pasien yang memiliki BPJS Kesehatan,” tambah Prasetyo.
Diketahui, saat ini total peserta BPJS Kesehatan di Kota Batu sebanyak 72 persen dari jumlah penduduk Kota Batu yang mencapai 211 ribu jiwa. Adapun untuk RS di Kota Batu yang bermitra dengan BPJS Kesehatan di antarnya, RS Hasta Brata, RS Baptis, RS Karsa Husada, RS Punten dan RS Dr. Etty Asharto.
Dari kelima RS tersebut, 3 di antaranya masa akreditasi yang akan segera berakhir. Diantaranya, untuk RS Karsa Husada akan berakhir pada 25 Oktober 2019, RS Baptis berakhir pada 2 Juli 2020, dan RS Etty Asharto berakhir pada bulan Agustus 2020.
Sementara, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Batu, Sri Rahati menambahkan bahwa pihaknya juga akan meminta 1 Rumah Sakit lagi untuk bermitra dengan BPJS Kesehatan. Kemungkinan tahun 2020 ada satu lagi yang akan bermitra. Yakni, RS Ibu dan Anak Haji Batu.
Ia menjelaskan, dengan adanya BPJS Keseahatan akan mempermudah pelayanan kesehatan bagi yang tak mampu. “Bahkan BPJS juga mengcover penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes dan hipertensi yang saat ini masuk dalam 10 besar menyerap BPJS tertinggi di Indonesia,” ujar Sri Rahati.(nas)

Tags: